Jl. Brigjen Darsono No. 16, Kedawung, Kab. Cirebon
Call Now
(0231) 8803744
Mail Now
uptdpppplaut@gmail.com

Status Pelabuhan Cirebon sendiri adalah Pelabuhan Pengumpul sesai dengan Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN). Oleh karenanya, Pelabuhan Cirebon diharapkan dapat menjadi gerbang utama dalam mendukung perkembangan perekonomian Jawa Barat yang merupanan sasaran penanaman modal paling bersar baik modal asing maupun modal dalam negeri. Mengingat Jawa Barat adalah provinsi yang memiliki keberagaman jenis industri mulai dari Industri makanan samoai industr tekstil, barang, pertanian, logam mulia. Sementara itu di sekitar Cirebon sendiri merupakan hinterland yang sangat bagus dengan adanya industri semen, tekstil, ternal, pabrik jala dan rotan.

Berdasarkan “Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan No. 58 Tahun 1988 dan Nomor: KP 25/AL 108/PHB-88 tentang batas-batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Cirebon, menetapkan bahwa Pelabuhan Cirebon mempunyai luas kurang lebih sebesar 51 ha sebagai Daerah Lingkungan Kerja dan 25 ha Daerah Lingkungan Kepentingan, serta perairan pelabuhan seluas 8.410,91 ha. Pelabuhan Cirebon berdasarkan koordinat berada di (6° 42ʹ 53.2ʺ S 108° 34ʹ 09.7ʺ E) dan untuk data Fasilitas Pelabuhan Cirebon dapat di jelaskan pada sub bab berikutnya.

A screenshot of a video gameDescription automatically generated

Gambar 1 Gambar Satelit Pelabuhan Cirebon

Sumber: Google Earth

Fasilitas Dermaga Pelabuhan di Pelabuhan Cirebon terbagi menjadi beberapa jenis dermaga. Untuk lebih jelasnya terkait data fasilitas di Pelabuhan Cirebon dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Spesifikasi Fasilitas Dermaga Pelabuhan Cirebon

Nama Dermaga

Kontruksi

Volume

Satuan

Keterangan






Muarajati I & III

Beton

355

m2

Kedalaman -6 m LWS

Muarajati II

Sheet Pile Beton

248

m2

Kedalaman -6 m LWS

Linggarjati

Sheet Pile Beton

131

m2

Kedalaman -6 m LWS

Pelita I - III

Beton

111

m2

Kedalaman -6 m LWS

Surya Sumantri I - IV

Beton

68

m2

Kedalaman -3 m LWS

Samadikun

Beton

67

m2

Kedalaman -3 m LWS

Perniagaan I - IV

Beton

44

m2

Kedalaman -3 m LWS

Pelra

Kayu

150

m2

Kedalaman -2 m LWS

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon

            Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel di atas adalah Dermaga yang memiliki luas terbesar adalah Dermaga Muarajati I & III yaitu 355 m2. Sementara untuk kontruksi Dermaga dibagi menjadi 3 jenis yaitu Beton (Muarajati I, Muarajati III, Pelita I, Pelita II, Pelita III, Surya Sumantri I – IV, Samadikun, dan Perniagaan I – IV), Sheet Pile Beton (Muarajati II dan Linggarjati) serta Kayu (Dermaga Pelra). Terkait kedalaman Dermaga di Pelabuhan Cirebon, untuk dermaga terdalam adalah Dermaga Muarajati I, Muarajati II, Muarajati III, Pelita I, Pelita II, Pelita III DAN Linggarjati dengan Kedalaman -6 m LWS.

Fasilitas selanjutnya yang ada di Pelabuhan Cirebon adalah Fasilitas Gudang. Terdapat 5 Fasilitas Gudang yang ada di Pelabuhan Cirebon yaitu Gudang Muarajati, Gudang 101, Gudang 102, Gudang 103 dan Gudang Samadikun. Untuk informasi lengkap terkait spesifikasi dari Fasilitas Gudang yang ada di Pelabuhan Cirebon dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2 Spesifikasi Fasilitas Gudang di Pelabuhan Cirebon

No

Uraian

Satuan

Volume

Keterangan






1

Muarajati

m2

4.000

 

2

101

m2

1.610

 

3

102

m2

1.366

 

4

103

m2

346

 

5

Samadikun

m2

1.020

 

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon

Dapat disimpulkan dari tabel di atas total luasan fasilitas gudang di Pelabuhan Cirebon dihimpun dari data Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Pelabuhan Cirebon adalah sebesar 8.342 m2 dengan gudang terbesar adalah Gudang Muarajati yaitu 4.000 m2.

Fasilitas Lapangan penumpukan di Pelabuhan Cirebon banyak digunakan untuk menampung komoditas seperti Batubara, Petikemas maupu komoditas yang telah berbentuk bag (kemasan). Berikut adalah tabel informasi untuk Lapangan Penumpukan di Pelabuhan Cirebon.

Tabel 3 Spesifikasi Fasilitas Lapangan Penumpukan Pelabuhan Cirebon

No

Uraian

Satuan

Volume

Keterangan






1

Linggarjati

m2

4.000

Konvensional

2

Muarajati

m2

1.610

Container Yard

3

Surya Sumantri

m2

1.366

Stock Pile

4

Pelita

m2

346

Stock Pile

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon

Dapat disimpulkan dalam tabel di atas, total luasan lapangan penumpukan Pelabuhan Cirebon adalah sebesar 7.322 m2. Lapangan penumpukan terbesar adalah lapangan Linggarjati sebesar 4.000 m2.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Pelabuhan Cirebon untuk Fasilitas Kolam dan Alur Pelabuhan Cirebon dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4 Spesifikasi Fasilitas Kolam dan Alur Pelabuhan Cirebon


Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon

Dapat disimpulkan pada tabel di atas, untuk fasilitas alur masuk di Pelabuhan Cirebon memiliki panjang 2.500 meter, lebar 70 meter dan kedalaman -7 m LWS.Sementara untuk Kolam Pelabuhan fasilitas kolam terbesar adalah Kolam Muarajati I dengan luas wilayah sebesar 10,92 Ha dan kedalaman -7 m LWS. Fasilitas lain yang masuk dalam sub Fasilitas Kolam dan Alur yaitu Penahan Gelombang memiliki panjang 1.406 meter.

Pada sub bab ini akan menjelaskan terkait fasilitas navigasi dan kepanduan yang ada di Pelabuhan Cirebon. Fasilitas kenavigasian ini nantinya meliputi menara suar dan alat-alat lain penunjang kegiatan kenavigasian. Sementara fasilitas kepanduan meliputi Kapal Pandu maupun Kapal Tunda. Berikut adalah rincian dari fasilitas Navigasi dan Kepanduan di Pelabuhan Cirebon.

Tabel 5 Spesifikasi Fasilitas Kenavigasian dan Kepanduan Pelabuhan Cirebon


Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon

Berdasaran informasi terkait Fasilitas Kenavigasian dan Kepanduan di atas dapat disimpulkan untuk total fasilitas kenavigasian terdapat 3 unit (1 unit menara suar dan 2 unit Rambu Suar). Sementara untuk fasilitas Kepanduan terdapat 2 unit (1 unit Kapal Pandu dan 1 unit Kapal Tunda).

Pada sub bab ini selain menjelaskan terkait fasilitas di Pelabuhan Cirebon akan juga dijelaskan terkait tersus dan perusahaan besar yang ada di hinterland Pelabuhan Cirebon. Berikut adalah beberapa perusahaan yang berada di Hinterland Pelabuhan Cirebon.

Tabel 6 Daftar Tersus di Hinterland Pelabuhan Cirebon



Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon

image

Gambar 2 Gambar Lokasi Tersus di Hinterland Pelabuhan Cirebon

Sumber: Google Earth

Kesimpulan dari data di atas adalah perusahaan Dok & Galangan Kapal menjadi dominan di sekitar Pelabuhan Cirebon. Sementara untuk kategori lain adalah Perusahaan yang beroperasi di bidang energi seperti PT. Cirebon Energi Prasarana dan PT. Cirebon Electric Power. Berikut adalah foto tangkapan lokasi dari perusahaan besar di hinterland Pelabuhan Cirebon.

Rencana pengembangan Pelabuhan Cirebon yang tertuang di dalam dokumen Rencana Induk Pelabuhan Cirebon Keputusan Presiden No. 629 Tahun 2017. Beberapa rencana pengembangan pelabuhan pada tahun 2016 – 2025 yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

  • Pembangunan Fasilitas Dermaga Multipurpose (795 m)
  • Pembangunan Fasilitas Dermaga Curah Kering Batu Bara (420 m)
  • Pembangunan Fasilitas Dermaga Curah Cair (179 m)
  • Pembangunan Fasilitas Dermaga Petikemas (658 m)
  • Pembangunan Fasilitas Dermaga Penumpang (200 m)
  • Pembangunan Fasilitas Open Yard Batubara (99.000 m2)
  • Pembangunan Fasiltas Open Yard Curah Kering Non Batubara (212.000 m2)
  • Pembangunan Fasiltas Open Yard Curah Cair (51.900 m) 
  • Pembangunan Fasilitas Open Yard Petikemas (96.500 m2)
  • Pembangunan Fasilitas Dock dan Galangan Kapal (370.000 m2)

            Sementara hasil koordinasi dengan pihak Pelabuhan Cirebon untuk tahun 2022 belum ada rencana pengembangan yang akan dilakukan. Potensi dari Pelabuhan Cirebon hasil analisa dan hasil dari koordinasi dari UPTD PPP Pelabuhan Laut diantaranya adalah posisi pelabuhan cirebon yang berada di tengah wilayah Ciayumajakuing dan sekitar wilayah jawa tengah yang merupakan pusat industri di Jalur Pantai utara. Selain itu potensi lainnya adalah akses dari atau ke Pelabuhan Cirebon yang mudah.

            Hambatan dari rencana pengembangan Pelabuhan Cirebon adalah alur pelayanan pelabuhan Cirebon sering mengalami sedimentasi, Kedalaman kolam di sekitar Pelabuhan Cirebon hanya 5- 6 meter, Debu dari kegiatan bongkar muat batubara sering menghambat kegiatan bongkar muat dan kurangnya pembinaan dari KSOP atau pemerintah daerah kepada pengusaha penunjang angkutan d Perairan.

            Tindak lanjut yang sudah dilakukan untuk pengembangan Pelabuhan Cirebon adalah saat ini akan ada pendanaan pengembangan Pelabuhan Cirebon menggunakan APBN dan akan di kerjakan oleh PT. Pelabuhan Indonesia dan perlu ada pos perwakilan dari Pemerintah Daerah untuk mendekatkan rentang kendali dan sebagai wadah koordinasi dengan Pemerintah Pusat.

Data operasional Pelabuhan Cirebon dapat dihimpun oleh UPTD PPP Pelabuhan Laut dari laporan harian kegiatan bongkar muat dan kunjungan kapal yang dikirimkan oleh KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon. Dari data tersebut diolah oleh UPTD PPP Pelabuhan Laut menjadi beberapa analisis data. Berikut adalah analisis data operasional Pelabuhan Cirebon.

Tabel 7 Data Bulanan Operasional Pelabuhan Cirebon Tahun 2024

No. 

Bulan

Kunjungan Kapal

Kenaikan

 

Muatan

Kenaikan

 

1

Januari

49 Kunjungan

 

218.300 Ton

2

Februari

46 Kunjungan

-6%

 

206.973 Ton

-5%

3

Maret

76 Kunjungan

65%

 

383.492 Ton

85%

4

April

56 Kunjungan

-26%

 

260.525 Ton

-32%

5

Mei

65 Kunjungan

16%

 

269.770 Ton

4%

6

Juni

56 Kunjungan

-14%

 

279.970 Ton

4%

7

Juli

71 Kunjungan

27%

 

319.005 Ton

14%

8

Agustus

70 Kunjungan

-1%

 

334.208 Ton

5%

9

September

80 Kunjungan

14%

 

392.279 Ton

17%

10

Oktober

78 Kunjungan

-3%

 

357.208 Ton

-9%

11

November

72 Kunjungan

-8%

 

343.499 Ton

-4%

12

Desember

63 Kunjungan

-13%

 

280.907 Ton

-18%

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

image

Gambar 3 Pergerakan Bongkar Muat Pelabuhan Cirebon Tahun 2024

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

            Dapat disimpulkan pada tabel di atas untuk kunjungan kapal tahunan di Pelabuhan Cirebon terbesar terjadi pada Bulan September (80 Kunjungan Kapal) sementara untuk Muatan di bongkar / muat terbesar di Pelabuhan Cirebon terjadi pada bulan September (392.279 ton). Sementara untuk kenaikan tertinggi untuk kunjungan kapal terjadi pada bulan Maret (65%) dan kenaikan tertinggi untuk muatan di bongkar / muat terjadi pada bulan Maret (85%). Untuk visualisasi grafik pergerakan kunjungan kapal dan bongkar muat di Pelabuhan Cirebon pada tahun 2024 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

image

Gambar 4 Pergerakan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2024

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

 


 

image

Gambar 5 Pergerakan Data Bongkar Muat Pelabuhan Cirebon Periode 2018 – 2023

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali


 

Tabel 8 Data Bongkar Muat Pelabuhan Cirebon Periode 2018 - 2024

Bulan

Tahun

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

JANUARI

480.337

512.682

405.693

300.853

389.107

333.692

218.300

FEBRUARI

431.785

497.203

629.003

256.149

319.582

182.798

206.973

MARET

676.664

591.932

626.041

430.798

346.442

335.431

383.492

APRIL

1.104.362

1.469.310

374.270

299.521

333.104

221.056

260.525

MEI

596.628

853.279

301.675

324.863

207.182

308.467

269.770

JUNI

322.129

828.958

346.947

285.906

287.226

353.932

279.970

JULI

556.749

608.988

508.241

315.492

469.273

356.893

319.005

AGUSTUS

539.497

634.003

382.959

223.363

405.504

247.696

334.208

SEPTEMBER

521.775

683.959

641.627

443.099

280.358

276.109

392.279

OKTOBER

577.318

693.781

526.137

303.702

300.773

292.280

357.208

NOVEMBER

519.501

555.540

429.140

347.129

227.961

272.228

343.499

DESEMBER

694.952

484.175

363.936

351.047

216.290

330.161

280.907

TOTAL

7.021.697

8.413.810

5.535.669

3.881.922

3.782.801

3.510.743

3.646.136

KENAIKAN

 

20%

-34%

-30%

-3%

-7%

4%

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

 Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Cirebon dalam periode 2018 hingga 2023 mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Pada tahun 2018, total volume bongkar muat mencapai 7.021.697 ton, dan meningkat tajam sebesar 20% pada tahun 2019 dengan total 8.413.810 ton, menjadikannya tahun dengan aktivitas tertinggi dalam enam tahun terakhir. Namun, pada tahun 2020 terjadi penurunan drastis sebesar 34%, di mana total volume turun menjadi 5.535.669 ton. Penurunan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh dampak pandemi COVID-19 yang menghambat aktivitas perdagangan dan logistik di berbagai sektor. Tren penurunan ini berlanjut hingga tahun 2021 dengan penurunan sebesar 30%, di mana total volume hanya mencapai 3.881.922 ton. Tahun 2022 dan 2023 mencatat volume bongkar muat masing-masing 3.782.801 ton dan 3.510.743 ton, dengan tingkat penurunan tahunan sebesar 3% dan 7%.

Dari segi pola musiman, setiap tahun menunjukkan variasi dalam jumlah bongkar muat di tiap bulan. Bulan Januari hingga April sering menunjukkan fluktuasi besar, dengan lonjakan tertinggi terjadi pada April 2019 yang mencapai 1.469.310 ton. Kuartal kedua dan ketiga (Mei hingga September) cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah tahun 2020. Sedangkan kuartal keempat (Oktober hingga Desember) memiliki volume yang lebih stabil, meskipun tetap menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat mengindikasikan adanya faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, kebijakan perdagangan, dan perubahan pola distribusi logistik yang mempengaruhi volume bongkar muat.

Pada tahun 2024, data hingga saat ini menunjukkan total 3.646.136 ton, dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 4% dibandingkan tahun 2023. Jika tren ini berlanjut, maka 2024 dapat menjadi tahun pertama yang menunjukkan pemulihan setelah periode penurunan selama empat tahun berturut-turut. Peningkatan ini dapat didorong oleh berbagai faktor seperti pemulihan ekonomi pascapandemi, peningkatan permintaan terhadap komoditas tertentu, serta optimalisasi operasional di Pelabuhan Cirebon.

Secara keseluruhan, aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Cirebon mengalami pasang surut yang cukup drastis dalam enam tahun terakhir. Peningkatan pada tahun 2019 diikuti oleh penurunan signifikan akibat pandemi dan berbagai faktor ekonomi yang menyebabkan perlambatan aktivitas bongkar muat. Meskipun terjadi penurunan bertahap sejak 2020, tahun 2024 menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan pertumbuhan moderat. Untuk memastikan tren positif ini terus berlanjut, diperlukan langkah-langkah strategis dalam meningkatkan efisiensi operasional, memperbaiki infrastruktur, serta memperkuat daya saing Pelabuhan Cirebon dalam menghadapi tantangan global dan dinamika perdagangan di masa depan.

  1. Kegiatan Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal berdasarkan Asal Kapal

Kegiatan bongkar muat dan kunjungan kapal pada tahun 2024 di Pelabuhan Cirebon didominasi oleh kapal-kapal dari dalam negeri. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini hampir 95% kunjungan kapal di Pelabuhan Cirebon atau sekitar 743 kunjungan kapal berasal dari kapal dalam negeri. Sedangkan hanya terdapat 39 kunjungan kapal (5%) yang berasal dari luar negeri.

Tabel 9 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Asal Kapal

ASAL KAPAL

KUNJUNGAN

%

MUATAN

%

DALAM NEGERI

743

95%

3.488.621

96%

LUAR NEGERI

39

5%

157.515

4%

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

            Berjalan secara linier dengan kunjungan kapal, untuk muatan yang dibongkar atau muat dari/ke kapal dalam negeri mencapai sekitar 3.488.621 Ton atau 96% dari total muatan di Pelabuhan Cirebon. Dan hanya 157.515 ton muatan yang di bongkar atau muat dari kapal luar negeri. Untuk visualisasi grafik pembagian muatan berdasarkan asal kapal dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

image

Gambar 6 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2024 Berdasarkan Asal Kapal

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

 

  1. Kegiatan Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal berdasarkan Kegiatan

Kegiatan penanganan muatan di Pelabuhan Cirebon terbagi menjadi 2 kegiatan yaitu kegiatan Bongkar dan Muat. Dari data yang telah dihimpun oleh UPTD PPP Pelabuhan Laut di analisis dan didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 10 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Kegiatan

KEGIATAN

KUNJUNGAN

%

MUATAN

%

BONGKAR

698

89%

3.454.760

95%

MUAT

83

11%

191.376

5%

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

            Kesimpulan dari tabel di atas, untuk kegiatan bongkar di Pelabuhan Cirebon sangat mendominasi. Hampir 89% kapal yang datang ke Pelabuhan Cirebon membawa muatan bongkar dengan kata lain kembali dalam keadaan kosong. Sementara untuk total muatan yang di bongkar di Pelabuhan Cirebon hampir mendekati 95% atau sebesar 3.454.760 Ton. Untuk visualisasi analisis pembagian muatan dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 

image

Gambar 7 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2024 Berdasarkan Kegiatan

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

  1. Kegiatan Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal berdasarkan Dermaga

Selain dianalisa berdasarkan asal kapal dan jenis kegiatan, data kunjungan kapal dan bongkar muat juga di analisis berdasarkan dermaga yang sandar di Pelabuhan Cirebon. Berikut adalah infografis untuk data tahunan bongkar muat dan kunjungan kapal yang dikelompokkan berdasarkan Dermaga.

image

Gambar 8 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2021 Berdasarkan Dermaga

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

            Dari data tahunan di atas, dapat disimpulkan untuk dermaga yag paling dikunjungi adalah dermaga Muarajati II dan dermaga yang paling sepi adalah Dermaga Samadikun. Hasil analisis lainnya adalah dikelompokkan berdasarkan bulan, berikut adalah tabel analisis bulanan berdasarkan dermaga di Pelabuhan Cirebon.


 

Tabel 11 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Dermaga

BULAN

MUARAJATI I

MUARAJATI II

PELITA I

PELITA II

PELITA III

LINGGARJATI

SAMADIKUN

Januari

7 Kunjungan

22 Kunjungan

3 Kunjungan

5 Kunjungan

2 Kunjungan

5 Kunjungan

3 Kunjungan

24.051 Ton

116.016 Ton

6.417 Ton

22.040 Ton

2.382 Ton

36.127 Ton

6.054 Ton

Februari

10 Kunjungan

18 Kunjungan

4 Kunjungan

1 Kunjungan

6 Kunjungan

5 Kunjungan

2 Kunjungan

39.373 Ton

93.363 Ton

28.153 Ton

1.800 Ton

9.205 Ton

31.491 Ton

3.588 Ton

Maret

11 Kunjungan

26 Kunjungan

6 Kunjungan

8 Kunjungan

8 Kunjungan

9 Kunjungan

8 Kunjungan

36.928 Ton

161.125 Ton

37.526 Ton

41.867 Ton

21.744 Ton

69.035 Ton

15.267 Ton

April

7 Kunjungan

22 Kunjungan

6 Kunjungan

5 Kunjungan

6 Kunjungan

6 Kunjungan

4 Kunjungan

22.500 Ton

134.273 Ton

22.178 Ton

25.218 Ton

8.629 Ton

41.171 Ton

6.556 Ton

Mei

9 Kunjungan

26 Kunjungan

6 Kunjungan

8 Kunjungan

6 Kunjungan

7 Kunjungan

3 Kunjungan

24.820 Ton

142.764 Ton

17.764 Ton

24.957 Ton

8.210 Ton

45.379 Ton

5.876 Ton

Juni

12 Kunjungan

16 Kunjungan

8 Kunjungan

5 Kunjungan

5 Kunjungan

7 Kunjungan

3 Kunjungan

41.486 Ton

100.497 Ton

39.951 Ton

22.373 Ton

12.262 Ton

57.424 Ton

5.977 Ton

Juli

22 Kunjungan

18 Kunjungan

6 Kunjungan

6 Kunjungan

5 Kunjungan

10 Kunjungan

4 Kunjungan

85.407 Ton

105.653 Ton

24.848 Ton

19.112 Ton

11.368 Ton

66.615 Ton

6.002 Ton

Agustus

17 Kunjungan

18 Kunjungan

10 Kunjungan

8 Kunjungan

9 Kunjungan

6 Kunjungan

2 Kunjungan

65.793 Ton

123.419 Ton

51.909 Ton

29.129 Ton

28.816 Ton

31.228 Ton

3.914 Ton

September

11 Kunjungan

30 Kunjungan

8 Kunjungan

10 Kunjungan

7 Kunjungan

10 Kunjungan

4 Kunjungan

37.316 Ton

200.348 Ton

33.767 Ton

39.937 Ton

13.933 Ton

59.996 Ton

6.982 Ton

Oktober

10 Kunjungan

32 Kunjungan

11 Kunjungan

7 Kunjungan

7 Kunjungan

7 Kunjungan

3 Kunjungan

22.957 Ton

178.008 Ton

63.733 Ton

29.796 Ton

9.856 Ton

48.469 Ton

4.296 Ton

November

10 Kunjungan

29 Kunjungan

8 Kunjungan

7 Kunjungan

5 Kunjungan

9 Kunjungan

4 Kunjungan

18.536 Ton

172.257 Ton

48.369 Ton

24.198 Ton

7.886 Ton

65.794 Ton

6.459 Ton

Desember

10 Kunjungan

33 Kunjungan

4 Kunjungan

6 Kunjungan

5 Kunjungan

4 Kunjungan

1 Kunjungan

26.201 Ton

189.661 Ton

16.927 Ton

9.851 Ton

12.563 Ton

23.975 Ton

1.729 Ton

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

 


 

Dari data yang disajikan, terlihat bahwa jumlah kunjungan kapal di berbagai dermaga mengalami fluktuasi sepanjang tahun. Dermaga Muara Jati II secara konsisten memiliki jumlah kunjungan tertinggi dibandingkan dengan dermaga lainnya. Contoh yang mencolok adalah pada bulan September, di mana Muara Jati II mencatat 30 kunjungan, lebih tinggi dibandingkan dermaga lain. Sementara itu, dermaga Samadikun menunjukkan jumlah kunjungan paling rendah, bahkan pada bulan Desember hanya mencatat 1 kunjungan. Selain itu, bulan dengan jumlah kunjungan kapal tertinggi secara keseluruhan adalah Oktober dan Desember, dengan Muara Jati II mencatat 32 dan 33 kunjungan berturut-turut, yang merupakan angka tertinggi dalam data ini.

Dalam hal volume bongkar muat, dermaga Muara Jati II mendominasi hampir setiap bulan. Pada bulan September, dermaga ini mencapai angka 200.348 ton, angka tertinggi dalam satu bulan untuk seluruh dermaga. Sebaliknya, dermaga Samadikun mencatat volume terkecil, misalnya pada bulan Desember dengan hanya 1.729 ton. Dermaga Pelita III menunjukkan volume yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan dermaga lainnya. Sementara itu, dermaga Pelita I dan II memiliki volume bongkar muat yang cukup bervariasi, tetapi tidak setinggi Muara Jati II.

Dari analisis bulanan, terlihat bahwa aktivitas bongkar muat cenderung meningkat pada bulan Juli hingga Oktober, di mana hampir semua dermaga mencatat peningkatan volume. Salah satu puncaknya terjadi pada Oktober dan September, di mana volume bongkar muat mencapai angka tertinggi di banyak dermaga, khususnya di Muara Jati II. Sebaliknya, bulan April dan Mei menunjukkan penurunan dalam jumlah kunjungan dan volume bongkar muat di beberapa dermaga. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor cuaca, permintaan pasar, atau faktor eksternal lainnya.

  1. Kegiatan Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal berdasarkan Asal dan Tujuan Muatan

Dari data yang tersedia, dapat dilihat bahwa volume bongkar muat di Pelabuhan Cirebon berasal dari dan menuju berbagai daerah di Indonesia, dengan beberapa daerah mendominasi arus perdagangan. Palembang muncul sebagai asal atau tujuan utama dalam hampir setiap bulan, menunjukkan bahwa hubungan perdagangan antara Palembang dan Cirebon sangat kuat. Selain Palembang, kota-kota seperti Banjarmasin, Balikpapan, dan Rangga Ilung juga sering muncul dalam daftar, menunjukkan bahwa pelabuhan ini memiliki peran penting dalam jalur distribusi logistik dari Kalimantan dan Sumatera.

Selain itu, terdapat variasi dalam urutan tiga besar asal dan tujuan setiap bulannya, yang menunjukkan adanya perubahan pola perdagangan sepanjang tahun. Palangkaraya dan Pontianak juga tercatat dalam beberapa bulan, menunjukkan bahwa mereka memiliki peran yang signifikan meskipun tidak secara konsisten berada dalam peringkat teratas.

Tabel 12 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Asal dan Tujuan Muatan

BULAN

URUTAN

1

2

3

Januari

PALEMBANG

RANGGA ILUNG

SAMARINDA

78.448 Ton

19.588 Ton

18.384 Ton

Februari

PALEMBANG

PONTIANAK

RANGGA ILUNG

63.710 Ton

49.969 Ton

19.363 Ton

Maret

PALANGKARAYA

PALEMBANG

BANJARMASIN

102.592 Ton

89.177 Ton

37.644 Ton

April

PALANGKARAYA

PALEMBANG

BALIKPAPAN

72.792 Ton

42.351 Ton

25.859 Ton

Mei

PALEMBANG

RANGGA ILUNG

BANJARMASIN

77.472 Ton

58.650 Ton

32.316 Ton

Juni

PALEMBANG

RANGGA ILUNG

BANJARMASIN

51.001 Ton

40.837 Ton

33.244 Ton

Juli

PALEMBANG

BALIKPAPAN

BANJARMASIN

72.040 Ton

42.702 Ton

42.602 Ton

Agustus

PALEMBANG

BALIKPAPAN

TANJUNG REDEB

103.093 Ton

90.746 Ton

20.770 Ton

September

PALEMBANG

PALANGKARAYA

BALIKPAPAN

54.702 Ton

49.312 Ton

41.170 Ton

Oktober

BANJARMASIN

BALIKPAPAN

PALEMBANG

47.811 Ton

41.104 Ton

40.104 Ton

November

RANGGA ILUNG

PALEMBANG

BANJARMASIN

117.905 Ton

43.562 Ton

30.253 Ton

Desember

PALEMBANG

BANJARMASIN

RANGGA ILUNG

71.578 Ton

54.269 Ton

40.101 Ton

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

Jika dilihat dari volume bongkar muat bulanan, terdapat beberapa pola yang menarik:

  • Volume tertinggi dalam satu bulan tercatat pada bulan November, di mana Rangga Ilung menjadi tujuan utama dengan 117.905 ton, jumlah tertinggi sepanjang tahun untuk satu asal/tujan tertentu.
  • Palangkaraya mencatat volume terbesar pada bulan Maret (102.592 ton), menunjukkan bahwa pada waktu tertentu ada lonjakan signifikan dalam arus barang dari daerah tersebut.
  • Bulan dengan volume relatif rendah adalah Oktober, di mana tidak ada satu pun daerah yang mencapai lebih dari 50.000 ton dalam bongkar muat.

Secara umum, Palembang tetap menjadi kontributor terbesar sepanjang tahun, dengan volume mencapai lebih dari 100.000 ton dalam beberapa bulan, seperti Agustus (103.093 ton). Ini menunjukkan bahwa rute dari dan ke Palembang memiliki stabilitas tinggi dalam perdagangan barang.      

Jika melihat pola distribusi berdasarkan destinasi, terdapat beberapa temuan menarik:

  • Palembang dan Banjarmasin konsisten muncul hampir setiap bulan, menunjukkan bahwa kedua kota ini memiliki peran vital dalam perdagangan dengan Pelabuhan Cirebon.
  • Rangga Ilung, meskipun bukan daerah yang paling dominan setiap bulan, mencatat volume terbesar di bulan November, mengindikasikan adanya lonjakan perdagangan pada periode tersebut.
  • Balikpapan mengalami peningkatan signifikan pada bulan Agustus dan Juli, dengan angka mendekati atau melebihi 40.000 ton.

Dari temuan ini, terlihat bahwa jalur perdagangan Sumatera (Palembang) dan Kalimantan (Banjarmasin, Balikpapan, Rangga Ilung) menjadi yang paling aktif dalam distribusi barang di Pelabuhan Cirebon.

Hasil yang sama didapatkan dimana Palembang sebagai kota terbesar berdasarkan ranking per bulan. Pada analisis total muatan selama setahun juga menunjukkan bahwa Palembang sebagai asal terbesar. Berikut gambar grafik analisa berdasarkan Kota Asal / tujuan.

image

Gambar 9 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2021 Berdasarkan Asal dan Tujuan Muatan

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

            Dengan data harian dapat disimpulkan bahwa proporsi 3 kunjungan kapal terbanyak berdasarkan Kota Asal / Tujuan adalah 17% (131 Kunjungan) Berasal dari Palembang, 8% (64 Kunjungan) Berasal dari Rangga Ilung dan 8% (63 Kunjungan) Berasal dari Sampit. Sementara Dengan data harian dapat disimpulkan bahwa proporsi volume muatan berdasarkan Kota Asal / Tujuan didapatkan 3 Kota Asal / Tujuan terbesar adalah 22% (787.238 Ton) Berasal dari Palembang, 11% (398.975 Ton) Berasal dari Rangga Ilung dan 9% (341.766 Ton) Berasal dari Banjarmasin.

  1. Kegiatan Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal berdasarkan Jenis Muatan

Selanjutnya analisa lain pada laporan ini berdasarkan data kunjungan kapal dan bongkar muat Pelabuhan Cirebon adalah analisa berdasarkan Jenis Muatan. Selama 12 bulan data operasional Jenis Muatan Batubara mendominasi jenis muatan yang paling banyak dibongkar dan muat di Pelabuhan Cirebon. Data analisa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 13 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Jenis Muatan

BULAN

URUTAN

1

2

3

Januari

BATU BARA

RBD PALM OLEIN

SEMEN

 

147.556 Ton

14.151 Ton

13.750 Ton

Februari

BATU BARA

SEMEN

RBD PALM OLEIN

 

123.449 Ton

13.600 Ton

12.600 Ton

Maret

BATU BARA

RBD PALM OLEIN

TEPUNG

 

285.968 Ton

16.198 Ton

15.267 Ton

April

BATU BARA

RBD PALM OLEIN

GYPSUM 

 

177.775 Ton

17.996 Ton

17.584 Ton

Mei

BATU BARA

SEMEN

JAGUNG

 

178.117 Ton

14.761 Ton

13.972 Ton

Juni

BATU BARA

GYPSUM 

RBD PALM OLEIN

 

176.142 Ton

19.000 Ton

18.182 Ton

Juli

BATU BARA

RBD PALM OLEIN

CANGKANG SAWIT

 

205.191 Ton

18.099 Ton

13.558 Ton

Agustus

BATU BARA

SEMEN

GYPSUM 

 

257.652 Ton

13.000 Ton

9.500 Ton

September

BATU BARA

RBD PALM OLEIN

GYPSUM 

 

294.523 Ton

18.149 Ton

17.040 Ton

Oktober

BATU BARA

PASIR

SEMEN

 

277.374 Ton

13.271 Ton

10.460 Ton

November

BATU BARA

ASPAL

PASIR

 

288.109 Ton

11.710 Ton

10.593 Ton

Desember

BATU BARA

ASPAL

JAGUNG

 

233.329 Ton

11.468 Ton

8.472 Ton

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

Dari data yang tersedia, terlihat bahwa batu bara adalah jenis muatan utama yang dibongkar dan dimuat di Pelabuhan Cirebon sepanjang tahun. Setiap bulan, batu bara selalu menjadi muatan dengan volume tertinggi dibandingkan jenis muatan lainnya. Volume batu bara yang dibongkar-muat berkisar antara 123.449 ton (terendah di Februari) hingga 294.523 ton (tertinggi di September). Bulan dengan volume batu bara tertinggi adalah September (294.523 ton), diikuti oleh November (288.109 ton) dan Maret (285.968 ton). Ini menunjukkan bahwa ada lonjakan permintaan batu bara pada periode tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kebutuhan energi industri dan pembangkit listrik. Sebaliknya, bulan dengan volume batu bara terendah adalah Februari (123.449 ton). Penurunan ini bisa disebabkan oleh faktor cuaca atau menurunnya permintaan pasar pada periode tersebut.

Selain batu bara, RBD Palm Olein (Refined, Bleached, Deodorized Palm Olein) juga secara konsisten masuk dalam tiga besar muatan yang dibongkar-muat di Pelabuhan Cirebon. Muatan ini tercatat dalam delapan dari dua belas bulan dalam data yang tersedia, dengan volume tertinggi terjadi pada Juni (18.182 ton) dan September (18.149 ton). Keberadaan RBD Palm Olein sebagai salah satu muatan utama menunjukkan bahwa Pelabuhan Cirebon memiliki peran penting dalam perdagangan produk turunan minyak kelapa sawit. Produk ini biasanya digunakan dalam industri makanan dan bahan baku untuk berbagai produk konsumen.

Berdasarkan data yang dianalisis, beberapa temuan utama dapat disimpulkan:

  • Batu bara merupakan muatan utama di Pelabuhan Cirebon, dengan volume tertinggi pada bulan September (294.523 ton) dan volume terendah pada Februari (123.449 ton).
  • RBD Palm Olein menjadi muatan utama non-batu bara, yang menunjukkan adanya aktivitas perdagangan minyak sawit yang cukup tinggi.
  • Semen, gypsum, aspal, dan pasir merupakan muatan yang terkait dengan industri konstruksi, dengan pola peningkatan pada pertengahan tahun.
  • Terdapat fluktuasi bulanan dalam volume bongkar muat, dengan puncak aktivitas pada Maret, September, dan November, serta penurunan pada Februari dan Desember.
  • Pelabuhan Cirebon memainkan peran penting dalam distribusi energi (batu bara), bahan konstruksi (semen, gypsum, pasir), serta komoditas pertanian dan industri (jagung, tepung, RBD Palm Olein).

image

Gambar 10 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2021 Berdasarkan Jenis Muatan

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali


 

  1. Kegiatan Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal berdasarkan Jenis Kapal

Berdasarkan data yang tersedia, jenis kapal yang paling sering melakukan kunjungan ke pelabuhan ini adalah Tug & Barge, dengan frekuensi yang sangat tinggi setiap bulan. Jumlah kunjungan untuk jenis kapal ini berkisar antara 30 hingga 52 kunjungan per bulan, dengan angka tertinggi terjadi pada bulan November, yaitu 52 kunjungan. Hal ini mengindikasikan bahwa kapal Tug & Barge memiliki peran yang dominan dalam aktivitas pelabuhan, kemungkinan besar terkait dengan transportasi barang curah atau material dalam jumlah besar yang memerlukan sistem pengangkutan yang lebih efisien dan fleksibel dibandingkan dengan kapal kargo konvensional. Sebaliknya, kapal dengan jumlah kunjungan paling sedikit adalah Anchor Handling Tug, yang hanya tercatat beberapa kali berkunjung sepanjang tahun, bahkan dalam beberapa bulan tidak ada kunjungan sama sekali. Misalnya, pada bulan April dan Juli, tidak ada kunjungan dari jenis kapal ini, yang mengindikasikan bahwa permintaan terhadap layanan kapal ini lebih bersifat insidental atau tergantung pada proyek tertentu yang membutuhkan kapal penanganan jangkar.

Tabel 14 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Jenis Kapal

 

BULAN

SPOB

TUG & BARGE

TANKER

ANCHOR HANDLING TUG

GENERAL CARGO

Januari

4 Kunjungan

31 Kunjungan

2 Kunjungan

1 Kunjungan

10 Kunjungan

9.775 Ton

181.391 Ton

2.900 Ton

645 Ton

23.589 Ton

Februari

4 Kunjungan

30 Kunjungan

1 Kunjungan

1 Kunjungan

10 Kunjungan

12.600 Ton

169.265 Ton

3.015 Ton

500 Ton

21.593 Ton

Maret

3 Kunjungan

49 Kunjungan

4 Kunjungan

3 Kunjungan

17 Kunjungan

8.999 Ton

326.711 Ton

10.199 Ton

2.200 Ton

35.383 Ton

April

5 Kunjungan

36 Kunjungan

0 Kunjungan

4 Kunjungan

11 Kunjungan

9.713 Ton

221.097 Ton

0 Ton

2.500 Ton

27.215 Ton

Mei

3 Kunjungan

35 Kunjungan

4 Kunjungan

3 Kunjungan

20 Kunjungan

6.813 Ton

211.920 Ton

8.920 Ton

3.315 Ton

38.802 Ton

Juni

5 Kunjungan

34 Kunjungan

2 Kunjungan

1 Kunjungan

14 Kunjungan

10.702 Ton

228.326 Ton

5.399 Ton

500 Ton

35.043 Ton

Juli

6 Kunjungan

47 Kunjungan

6 Kunjungan

0 Kunjungan

11 Kunjungan

10.803 Ton

262.321 Ton

15.599 Ton

0 Ton

22.874 Ton

Agustus

3 Kunjungan

48 Kunjungan

4 Kunjungan

3 Kunjungan

12 Kunjungan

7.100 Ton

288.043 Ton

10.850 Ton

1.500 Ton

26.715 Ton

September

4 Kunjungan

48 Kunjungan

3 Kunjungan

2 Kunjungan

23 Kunjungan

10.444 Ton

317.067 Ton

8.816 Ton

1.000 Ton

54.952 Ton

Oktober

4 Kunjungan

50 Kunjungan

6 Kunjungan

3 Kunjungan

14 Kunjungan

7.229 Ton

308.404 Ton

7.953 Ton

3.000 Ton

30.529 Ton

November

4 Kunjungan

52 Kunjungan

4 Kunjungan

2 Kunjungan

10 Kunjungan

3.600 Ton

311.410 Ton

11.710 Ton

2.000 Ton

14.779 Ton

Desember

0 Kunjungan

41 Kunjungan

5 Kunjungan

5 Kunjungan

12 Kunjungan

0 Ton

249.788 Ton

11.968 Ton

2.300 Ton

16.851 Ton

 

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali

Selain jumlah kunjungan, volume bongkar muat juga menunjukkan variasi yang cukup signifikan berdasarkan jenis kapal. Tug & Barge kembali menempati posisi teratas dalam hal volume bongkar muat, dengan angka yang stabil dan cukup tinggi setiap bulannya. Puncak volume bongkar muat untuk kapal jenis ini terjadi pada bulan September, dengan total 317.067 ton, yang merupakan volume tertinggi sepanjang tahun. Hal ini bisa mengindikasikan adanya permintaan tinggi pada periode tersebut, kemungkinan akibat faktor musiman seperti peningkatan distribusi bahan baku atau hasil produksi di akhir kuartal ketiga. Sementara itu, kapal General Cargo memiliki pola yang relatif stabil sepanjang tahun, dengan fluktuasi volume yang tidak terlalu ekstrem dibandingkan dengan jenis kapal lainnya. Puncak volume bongkar muat kapal General Cargo terjadi pada bulan September dengan total 54.952 ton, yang menunjukkan bahwa bulan tersebut adalah salah satu periode tersibuk untuk pelabuhan, baik dalam hal kunjungan kapal maupun volume barang yang dipindahkan.

Di sisi lain, kapal Tanker menunjukkan pola yang lebih fluktuatif dalam hal volume bongkar muat. Pada bulan Juli, kapal Tanker mencatat volume bongkar muat tertinggi sebesar 15.599 ton, namun pada bulan April tidak ada aktivitas bongkar muat sama sekali untuk jenis kapal ini. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan pengiriman dan distribusi barang cair seperti bahan bakar atau minyak tergantung pada faktor eksternal seperti kebijakan distribusi, stok yang tersedia di gudang penyimpanan, atau kondisi pasar yang mempengaruhi permintaan. Kapal Anchor Handling Tug, yang memiliki jumlah kunjungan paling sedikit, juga menunjukkan pola bongkar muat yang tidak stabil, dengan volume tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 3.315 ton. Rendahnya angka ini dibandingkan dengan jenis kapal lain menunjukkan bahwa kapal ini berfungsi lebih sebagai kapal pendukung dalam operasi pelabuhan dan bukan sebagai kapal utama dalam kegiatan bongkar muat.

Selain analisis berdasarkan jenis kapal, terdapat pula pola musiman yang cukup menarik dalam data ini. Bulan September dan Oktober menjadi periode dengan aktivitas pelabuhan yang paling tinggi, dengan peningkatan signifikan baik dalam jumlah kunjungan kapal maupun volume bongkar muat. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh lonjakan permintaan logistik menjelang akhir tahun fiskal, yang biasanya diiringi dengan peningkatan aktivitas perdagangan dan distribusi barang. Sebaliknya, bulan Desember menunjukkan penurunan aktivitas yang cukup signifikan, terutama untuk kapal SPOB, yang pada bulan tersebut tidak memiliki kunjungan sama sekali. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan faktor libur akhir tahun atau perencanaan operasional yang lebih berorientasi pada penyelesaian pengiriman sebelum memasuki tahun baru.

Secara keseluruhan, data ini menunjukkan bahwa Tug & Barge adalah kapal yang paling dominan dalam operasi di Pelabuhan Cirebon, baik dalam hal jumlah kunjungan maupun volume bongkar muat. Kapal General Cargo berperan penting dalam menjaga kestabilan arus logistik, sedangkan kapal Tanker dan Anchor Handling Tug menunjukkan tren yang lebih fluktuatif, tergantung pada kebutuhan spesifik yang muncul di periode tertentu. Puncak aktivitas pelabuhan terjadi pada bulan September dan Oktober, sementara bulan Desember menunjukkan penurunan signifikan dalam jumlah kunjungan dan volume bongkar muat. Temuan ini memberikan wawasan yang dapat digunakan untuk optimalisasi perencanaan operasional di pelabuhan, penyesuaian kapasitas infrastruktur, serta perencanaan strategis dalam menghadapi lonjakan atau penurunan aktivitas di periode tertentu. Dengan memahami tren ini, pengelola pelabuhan dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien, meningkatkan efisiensi layanan, serta mengantisipasi tantangan yang mungkin muncul dalam manajemen lalu lintas kapal dan bongkar muat barang di masa mendatang.


 

image

Gambar 11 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2024 Berdasarkan Jenis Kapal

Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali