Status Pelabuhan Cirebon sendiri adalah Pelabuhan Pengumpul sesai dengan Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN). Oleh karenanya, Pelabuhan Cirebon diharapkan dapat menjadi gerbang utama dalam mendukung perkembangan perekonomian Jawa Barat yang merupanan sasaran penanaman modal paling bersar baik modal asing maupun modal dalam negeri. Mengingat Jawa Barat adalah provinsi yang memiliki keberagaman jenis industri mulai dari Industri makanan samoai industr tekstil, barang, pertanian, logam mulia. Sementara itu di sekitar Cirebon sendiri merupakan hinterland yang sangat bagus dengan adanya industri semen, tekstil, ternal, pabrik jala dan rotan.
Berdasarkan “Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan No. 58 Tahun 1988 dan Nomor: KP 25/AL 108/PHB-88 tentang batas-batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Cirebon, menetapkan bahwa Pelabuhan Cirebon mempunyai luas kurang lebih sebesar 51 ha sebagai Daerah Lingkungan Kerja dan 25 ha Daerah Lingkungan Kepentingan, serta perairan pelabuhan seluas 8.410,91 ha. Pelabuhan Cirebon berdasarkan koordinat berada di (6° 42ʹ 53.2ʺ S 108° 34ʹ 09.7ʺ E) dan untuk data Fasilitas Pelabuhan Cirebon dapat di jelaskan pada sub bab berikutnya.
Gambar 1 Gambar Satelit Pelabuhan Cirebon
Sumber: Google Earth
Fasilitas Dermaga Pelabuhan di Pelabuhan Cirebon terbagi menjadi beberapa jenis dermaga. Untuk lebih jelasnya terkait data fasilitas di Pelabuhan Cirebon dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 Spesifikasi Fasilitas Dermaga Pelabuhan Cirebon
Nama Dermaga |
Kontruksi |
Volume |
Satuan |
Keterangan |
Muarajati I & III |
Beton |
355 |
m2 |
Kedalaman -6 m LWS |
Muarajati II |
Sheet Pile Beton |
248 |
m2 |
Kedalaman -6 m LWS |
Linggarjati |
Sheet Pile Beton |
131 |
m2 |
Kedalaman -6 m LWS |
Pelita I - III |
Beton |
111 |
m2 |
Kedalaman -6 m LWS |
Surya Sumantri I - IV |
Beton |
68 |
m2 |
Kedalaman -3 m LWS |
Samadikun |
Beton |
67 |
m2 |
Kedalaman -3 m LWS |
Perniagaan I - IV |
Beton |
44 |
m2 |
Kedalaman -3 m LWS |
Pelra |
Kayu |
150 |
m2 |
Kedalaman -2 m LWS |
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon
Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel di atas adalah Dermaga yang memiliki luas terbesar adalah Dermaga Muarajati I & III yaitu 355 m2. Sementara untuk kontruksi Dermaga dibagi menjadi 3 jenis yaitu Beton (Muarajati I, Muarajati III, Pelita I, Pelita II, Pelita III, Surya Sumantri I – IV, Samadikun, dan Perniagaan I – IV), Sheet Pile Beton (Muarajati II dan Linggarjati) serta Kayu (Dermaga Pelra). Terkait kedalaman Dermaga di Pelabuhan Cirebon, untuk dermaga terdalam adalah Dermaga Muarajati I, Muarajati II, Muarajati III, Pelita I, Pelita II, Pelita III DAN Linggarjati dengan Kedalaman -6 m LWS.
Fasilitas selanjutnya yang ada di Pelabuhan Cirebon adalah Fasilitas Gudang. Terdapat 5 Fasilitas Gudang yang ada di Pelabuhan Cirebon yaitu Gudang Muarajati, Gudang 101, Gudang 102, Gudang 103 dan Gudang Samadikun. Untuk informasi lengkap terkait spesifikasi dari Fasilitas Gudang yang ada di Pelabuhan Cirebon dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2 Spesifikasi Fasilitas Gudang di Pelabuhan Cirebon
No |
Uraian |
Satuan |
Volume |
Keterangan |
1 |
Muarajati |
m2 |
4.000 |
|
2 |
101 |
m2 |
1.610 |
|
3 |
102 |
m2 |
1.366 |
|
4 |
103 |
m2 |
346 |
|
5 |
Samadikun |
m2 |
1.020 |
|
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon
Dapat disimpulkan dari tabel di atas total luasan fasilitas gudang di Pelabuhan Cirebon dihimpun dari data Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Pelabuhan Cirebon adalah sebesar 8.342 m2 dengan gudang terbesar adalah Gudang Muarajati yaitu 4.000 m2.
Fasilitas Lapangan penumpukan di Pelabuhan Cirebon banyak digunakan untuk menampung komoditas seperti Batubara, Petikemas maupu komoditas yang telah berbentuk bag (kemasan). Berikut adalah tabel informasi untuk Lapangan Penumpukan di Pelabuhan Cirebon.
Tabel 3 Spesifikasi Fasilitas Lapangan Penumpukan Pelabuhan Cirebon
No |
Uraian |
Satuan |
Volume |
Keterangan |
1 |
Linggarjati |
m2 |
4.000 |
Konvensional |
2 |
Muarajati |
m2 |
1.610 |
Container Yard |
3 |
Surya Sumantri |
m2 |
1.366 |
Stock Pile |
4 |
Pelita |
m2 |
346 |
Stock Pile |
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon
Dapat disimpulkan dalam tabel di atas, total luasan lapangan penumpukan Pelabuhan Cirebon adalah sebesar 7.322 m2. Lapangan penumpukan terbesar adalah lapangan Linggarjati sebesar 4.000 m2.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Pelabuhan Cirebon untuk Fasilitas Kolam dan Alur Pelabuhan Cirebon dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4 Spesifikasi Fasilitas Kolam dan Alur Pelabuhan Cirebon
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon
Dapat disimpulkan pada tabel di atas, untuk fasilitas alur masuk di Pelabuhan Cirebon memiliki panjang 2.500 meter, lebar 70 meter dan kedalaman -7 m LWS.Sementara untuk Kolam Pelabuhan fasilitas kolam terbesar adalah Kolam Muarajati I dengan luas wilayah sebesar 10,92 Ha dan kedalaman -7 m LWS. Fasilitas lain yang masuk dalam sub Fasilitas Kolam dan Alur yaitu Penahan Gelombang memiliki panjang 1.406 meter.
Pada sub bab ini selain menjelaskan terkait fasilitas di Pelabuhan Cirebon akan juga dijelaskan terkait tersus dan perusahaan besar yang ada di hinterland Pelabuhan Cirebon. Berikut adalah beberapa perusahaan yang berada di Hinterland Pelabuhan Cirebon.
Tabel 6 Daftar Tersus di Hinterland Pelabuhan Cirebon
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon
Gambar 2 Gambar Lokasi Tersus di Hinterland Pelabuhan Cirebon
Sumber: Google Earth
Kesimpulan dari data di atas adalah perusahaan Dok & Galangan Kapal menjadi dominan di sekitar Pelabuhan Cirebon. Sementara untuk kategori lain adalah Perusahaan yang beroperasi di bidang energi seperti PT. Cirebon Energi Prasarana dan PT. Cirebon Electric Power. Berikut adalah foto tangkapan lokasi dari perusahaan besar di hinterland Pelabuhan Cirebon.
Rencana pengembangan Pelabuhan Cirebon yang tertuang di dalam dokumen Rencana Induk Pelabuhan Cirebon Keputusan Presiden No. 629 Tahun 2017. Beberapa rencana pengembangan pelabuhan pada tahun 2016 – 2025 yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
Sementara hasil koordinasi dengan pihak Pelabuhan Cirebon untuk tahun 2022 belum ada rencana pengembangan yang akan dilakukan. Potensi dari Pelabuhan Cirebon hasil analisa dan hasil dari koordinasi dari UPTD PPP Pelabuhan Laut diantaranya adalah posisi pelabuhan cirebon yang berada di tengah wilayah Ciayumajakuing dan sekitar wilayah jawa tengah yang merupakan pusat industri di Jalur Pantai utara. Selain itu potensi lainnya adalah akses dari atau ke Pelabuhan Cirebon yang mudah.
Hambatan dari rencana pengembangan Pelabuhan Cirebon adalah alur pelayanan pelabuhan Cirebon sering mengalami sedimentasi, Kedalaman kolam di sekitar Pelabuhan Cirebon hanya 5- 6 meter, Debu dari kegiatan bongkar muat batubara sering menghambat kegiatan bongkar muat dan kurangnya pembinaan dari KSOP atau pemerintah daerah kepada pengusaha penunjang angkutan d Perairan.
Tindak lanjut yang sudah dilakukan untuk pengembangan Pelabuhan Cirebon adalah saat ini akan ada pendanaan pengembangan Pelabuhan Cirebon menggunakan APBN dan akan di kerjakan oleh PT. Pelabuhan Indonesia dan perlu ada pos perwakilan dari Pemerintah Daerah untuk mendekatkan rentang kendali dan sebagai wadah koordinasi dengan Pemerintah Pusat.
Data operasional Pelabuhan Cirebon dapat dihimpun oleh UPTD PPP Pelabuhan Laut dari laporan harian kegiatan bongkar muat dan kunjungan kapal yang dikirimkan oleh KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon. Dari data tersebut diolah oleh UPTD PPP Pelabuhan Laut menjadi beberapa analisis data. Berikut adalah analisis data operasional Pelabuhan Cirebon.
Tabel 7 Data Bulanan Operasional Pelabuhan Cirebon Tahun 2024
No. |
Bulan |
Kunjungan Kapal |
Kenaikan |
|
Muatan |
Kenaikan |
|
||||||
1 |
Januari |
49 Kunjungan |
|
218.300 Ton |
||
2 |
Februari |
46 Kunjungan |
-6% |
|
206.973 Ton |
-5% |
3 |
Maret |
76 Kunjungan |
65% |
|
383.492 Ton |
85% |
4 |
April |
56 Kunjungan |
-26% |
|
260.525 Ton |
-32% |
5 |
Mei |
65 Kunjungan |
16% |
|
269.770 Ton |
4% |
6 |
Juni |
56 Kunjungan |
-14% |
|
279.970 Ton |
4% |
7 |
Juli |
71 Kunjungan |
27% |
|
319.005 Ton |
14% |
8 |
Agustus |
70 Kunjungan |
-1% |
|
334.208 Ton |
5% |
9 |
September |
80 Kunjungan |
14% |
|
392.279 Ton |
17% |
10 |
Oktober |
78 Kunjungan |
-3% |
|
357.208 Ton |
-9% |
11 |
November |
72 Kunjungan |
-8% |
|
343.499 Ton |
-4% |
12 |
Desember |
63 Kunjungan |
-13% |
|
280.907 Ton |
-18% |
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Gambar 3 Pergerakan Bongkar Muat Pelabuhan Cirebon Tahun 2024
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Dapat disimpulkan pada tabel di atas untuk kunjungan kapal tahunan di Pelabuhan Cirebon terbesar terjadi pada Bulan September (80 Kunjungan Kapal) sementara untuk Muatan di bongkar / muat terbesar di Pelabuhan Cirebon terjadi pada bulan September (392.279 ton). Sementara untuk kenaikan tertinggi untuk kunjungan kapal terjadi pada bulan Maret (65%) dan kenaikan tertinggi untuk muatan di bongkar / muat terjadi pada bulan Maret (85%). Untuk visualisasi grafik pergerakan kunjungan kapal dan bongkar muat di Pelabuhan Cirebon pada tahun 2024 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4 Pergerakan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2024
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Gambar 5 Pergerakan Data Bongkar Muat Pelabuhan Cirebon Periode 2018 – 2023
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Tabel 8 Data Bongkar Muat Pelabuhan Cirebon Periode 2018 - 2024
Bulan |
Tahun |
||||||
2018 |
2019 |
2020 |
2021 |
2022 |
2023 |
2024 |
|
JANUARI |
480.337 |
512.682 |
405.693 |
300.853 |
389.107 |
333.692 |
218.300 |
FEBRUARI |
431.785 |
497.203 |
629.003 |
256.149 |
319.582 |
182.798 |
206.973 |
MARET |
676.664 |
591.932 |
626.041 |
430.798 |
346.442 |
335.431 |
383.492 |
APRIL |
1.104.362 |
1.469.310 |
374.270 |
299.521 |
333.104 |
221.056 |
260.525 |
MEI |
596.628 |
853.279 |
301.675 |
324.863 |
207.182 |
308.467 |
269.770 |
JUNI |
322.129 |
828.958 |
346.947 |
285.906 |
287.226 |
353.932 |
279.970 |
JULI |
556.749 |
608.988 |
508.241 |
315.492 |
469.273 |
356.893 |
319.005 |
AGUSTUS |
539.497 |
634.003 |
382.959 |
223.363 |
405.504 |
247.696 |
334.208 |
SEPTEMBER |
521.775 |
683.959 |
641.627 |
443.099 |
280.358 |
276.109 |
392.279 |
OKTOBER |
577.318 |
693.781 |
526.137 |
303.702 |
300.773 |
292.280 |
357.208 |
NOVEMBER |
519.501 |
555.540 |
429.140 |
347.129 |
227.961 |
272.228 |
343.499 |
DESEMBER |
694.952 |
484.175 |
363.936 |
351.047 |
216.290 |
330.161 |
280.907 |
TOTAL |
7.021.697 |
8.413.810 |
5.535.669 |
3.881.922 |
3.782.801 |
3.510.743 |
3.646.136 |
KENAIKAN |
|
20% |
-34% |
-30% |
-3% |
-7% |
4% |
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Cirebon dalam periode 2018 hingga 2023 mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Pada tahun 2018, total volume bongkar muat mencapai 7.021.697 ton, dan meningkat tajam sebesar 20% pada tahun 2019 dengan total 8.413.810 ton, menjadikannya tahun dengan aktivitas tertinggi dalam enam tahun terakhir. Namun, pada tahun 2020 terjadi penurunan drastis sebesar 34%, di mana total volume turun menjadi 5.535.669 ton. Penurunan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh dampak pandemi COVID-19 yang menghambat aktivitas perdagangan dan logistik di berbagai sektor. Tren penurunan ini berlanjut hingga tahun 2021 dengan penurunan sebesar 30%, di mana total volume hanya mencapai 3.881.922 ton. Tahun 2022 dan 2023 mencatat volume bongkar muat masing-masing 3.782.801 ton dan 3.510.743 ton, dengan tingkat penurunan tahunan sebesar 3% dan 7%.
Dari segi pola musiman, setiap tahun menunjukkan variasi dalam jumlah bongkar muat di tiap bulan. Bulan Januari hingga April sering menunjukkan fluktuasi besar, dengan lonjakan tertinggi terjadi pada April 2019 yang mencapai 1.469.310 ton. Kuartal kedua dan ketiga (Mei hingga September) cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah tahun 2020. Sedangkan kuartal keempat (Oktober hingga Desember) memiliki volume yang lebih stabil, meskipun tetap menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat mengindikasikan adanya faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, kebijakan perdagangan, dan perubahan pola distribusi logistik yang mempengaruhi volume bongkar muat.
Pada tahun 2024, data hingga saat ini menunjukkan total 3.646.136 ton, dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 4% dibandingkan tahun 2023. Jika tren ini berlanjut, maka 2024 dapat menjadi tahun pertama yang menunjukkan pemulihan setelah periode penurunan selama empat tahun berturut-turut. Peningkatan ini dapat didorong oleh berbagai faktor seperti pemulihan ekonomi pascapandemi, peningkatan permintaan terhadap komoditas tertentu, serta optimalisasi operasional di Pelabuhan Cirebon.
Secara keseluruhan, aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Cirebon mengalami pasang surut yang cukup drastis dalam enam tahun terakhir. Peningkatan pada tahun 2019 diikuti oleh penurunan signifikan akibat pandemi dan berbagai faktor ekonomi yang menyebabkan perlambatan aktivitas bongkar muat. Meskipun terjadi penurunan bertahap sejak 2020, tahun 2024 menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan pertumbuhan moderat. Untuk memastikan tren positif ini terus berlanjut, diperlukan langkah-langkah strategis dalam meningkatkan efisiensi operasional, memperbaiki infrastruktur, serta memperkuat daya saing Pelabuhan Cirebon dalam menghadapi tantangan global dan dinamika perdagangan di masa depan.
Kegiatan bongkar muat dan kunjungan kapal pada tahun 2024 di Pelabuhan Cirebon didominasi oleh kapal-kapal dari dalam negeri. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini hampir 95% kunjungan kapal di Pelabuhan Cirebon atau sekitar 743 kunjungan kapal berasal dari kapal dalam negeri. Sedangkan hanya terdapat 39 kunjungan kapal (5%) yang berasal dari luar negeri.
Tabel 9 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Asal Kapal
ASAL KAPAL |
KUNJUNGAN |
% |
MUATAN |
% |
|
DALAM NEGERI |
743 |
95% |
3.488.621 |
96% |
|
LUAR NEGERI |
39 |
5% |
157.515 |
4% |
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Berjalan secara linier dengan kunjungan kapal, untuk muatan yang dibongkar atau muat dari/ke kapal dalam negeri mencapai sekitar 3.488.621 Ton atau 96% dari total muatan di Pelabuhan Cirebon. Dan hanya 157.515 ton muatan yang di bongkar atau muat dari kapal luar negeri. Untuk visualisasi grafik pembagian muatan berdasarkan asal kapal dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 6 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2024 Berdasarkan Asal Kapal
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Kegiatan penanganan muatan di Pelabuhan Cirebon terbagi menjadi 2 kegiatan yaitu kegiatan Bongkar dan Muat. Dari data yang telah dihimpun oleh UPTD PPP Pelabuhan Laut di analisis dan didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 10 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Kegiatan
KEGIATAN |
KUNJUNGAN |
% |
MUATAN |
% |
|
BONGKAR |
698 |
89% |
3.454.760 |
95% |
|
MUAT |
83 |
11% |
191.376 |
5% |
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Kesimpulan dari tabel di atas, untuk kegiatan bongkar di Pelabuhan Cirebon sangat mendominasi. Hampir 89% kapal yang datang ke Pelabuhan Cirebon membawa muatan bongkar dengan kata lain kembali dalam keadaan kosong. Sementara untuk total muatan yang di bongkar di Pelabuhan Cirebon hampir mendekati 95% atau sebesar 3.454.760 Ton. Untuk visualisasi analisis pembagian muatan dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 7 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2024 Berdasarkan Kegiatan
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Selain dianalisa berdasarkan asal kapal dan jenis kegiatan, data kunjungan kapal dan bongkar muat juga di analisis berdasarkan dermaga yang sandar di Pelabuhan Cirebon. Berikut adalah infografis untuk data tahunan bongkar muat dan kunjungan kapal yang dikelompokkan berdasarkan Dermaga.
Gambar 8 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2021 Berdasarkan Dermaga
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Dari data tahunan di atas, dapat disimpulkan untuk dermaga yag paling dikunjungi adalah dermaga Muarajati II dan dermaga yang paling sepi adalah Dermaga Samadikun. Hasil analisis lainnya adalah dikelompokkan berdasarkan bulan, berikut adalah tabel analisis bulanan berdasarkan dermaga di Pelabuhan Cirebon.
Tabel 11 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Dermaga
BULAN |
MUARAJATI I |
MUARAJATI II |
PELITA I |
PELITA II |
PELITA III |
LINGGARJATI |
SAMADIKUN |
Januari |
7 Kunjungan |
22 Kunjungan |
3 Kunjungan |
5 Kunjungan |
2 Kunjungan |
5 Kunjungan |
3 Kunjungan |
24.051 Ton |
116.016 Ton |
6.417 Ton |
22.040 Ton |
2.382 Ton |
36.127 Ton |
6.054 Ton |
|
Februari |
10 Kunjungan |
18 Kunjungan |
4 Kunjungan |
1 Kunjungan |
6 Kunjungan |
5 Kunjungan |
2 Kunjungan |
39.373 Ton |
93.363 Ton |
28.153 Ton |
1.800 Ton |
9.205 Ton |
31.491 Ton |
3.588 Ton |
|
Maret |
11 Kunjungan |
26 Kunjungan |
6 Kunjungan |
8 Kunjungan |
8 Kunjungan |
9 Kunjungan |
8 Kunjungan |
36.928 Ton |
161.125 Ton |
37.526 Ton |
41.867 Ton |
21.744 Ton |
69.035 Ton |
15.267 Ton |
|
April |
7 Kunjungan |
22 Kunjungan |
6 Kunjungan |
5 Kunjungan |
6 Kunjungan |
6 Kunjungan |
4 Kunjungan |
22.500 Ton |
134.273 Ton |
22.178 Ton |
25.218 Ton |
8.629 Ton |
41.171 Ton |
6.556 Ton |
|
Mei |
9 Kunjungan |
26 Kunjungan |
6 Kunjungan |
8 Kunjungan |
6 Kunjungan |
7 Kunjungan |
3 Kunjungan |
24.820 Ton |
142.764 Ton |
17.764 Ton |
24.957 Ton |
8.210 Ton |
45.379 Ton |
5.876 Ton |
|
Juni |
12 Kunjungan |
16 Kunjungan |
8 Kunjungan |
5 Kunjungan |
5 Kunjungan |
7 Kunjungan |
3 Kunjungan |
41.486 Ton |
100.497 Ton |
39.951 Ton |
22.373 Ton |
12.262 Ton |
57.424 Ton |
5.977 Ton |
|
Juli |
22 Kunjungan |
18 Kunjungan |
6 Kunjungan |
6 Kunjungan |
5 Kunjungan |
10 Kunjungan |
4 Kunjungan |
85.407 Ton |
105.653 Ton |
24.848 Ton |
19.112 Ton |
11.368 Ton |
66.615 Ton |
6.002 Ton |
|
Agustus |
17 Kunjungan |
18 Kunjungan |
10 Kunjungan |
8 Kunjungan |
9 Kunjungan |
6 Kunjungan |
2 Kunjungan |
65.793 Ton |
123.419 Ton |
51.909 Ton |
29.129 Ton |
28.816 Ton |
31.228 Ton |
3.914 Ton |
|
September |
11 Kunjungan |
30 Kunjungan |
8 Kunjungan |
10 Kunjungan |
7 Kunjungan |
10 Kunjungan |
4 Kunjungan |
37.316 Ton |
200.348 Ton |
33.767 Ton |
39.937 Ton |
13.933 Ton |
59.996 Ton |
6.982 Ton |
|
Oktober |
10 Kunjungan |
32 Kunjungan |
11 Kunjungan |
7 Kunjungan |
7 Kunjungan |
7 Kunjungan |
3 Kunjungan |
22.957 Ton |
178.008 Ton |
63.733 Ton |
29.796 Ton |
9.856 Ton |
48.469 Ton |
4.296 Ton |
|
November |
10 Kunjungan |
29 Kunjungan |
8 Kunjungan |
7 Kunjungan |
5 Kunjungan |
9 Kunjungan |
4 Kunjungan |
18.536 Ton |
172.257 Ton |
48.369 Ton |
24.198 Ton |
7.886 Ton |
65.794 Ton |
6.459 Ton |
|
Desember |
10 Kunjungan |
33 Kunjungan |
4 Kunjungan |
6 Kunjungan |
5 Kunjungan |
4 Kunjungan |
1 Kunjungan |
26.201 Ton |
189.661 Ton |
16.927 Ton |
9.851 Ton |
12.563 Ton |
23.975 Ton |
1.729 Ton |
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Dari data yang disajikan, terlihat bahwa jumlah kunjungan kapal di berbagai dermaga mengalami fluktuasi sepanjang tahun. Dermaga Muara Jati II secara konsisten memiliki jumlah kunjungan tertinggi dibandingkan dengan dermaga lainnya. Contoh yang mencolok adalah pada bulan September, di mana Muara Jati II mencatat 30 kunjungan, lebih tinggi dibandingkan dermaga lain. Sementara itu, dermaga Samadikun menunjukkan jumlah kunjungan paling rendah, bahkan pada bulan Desember hanya mencatat 1 kunjungan. Selain itu, bulan dengan jumlah kunjungan kapal tertinggi secara keseluruhan adalah Oktober dan Desember, dengan Muara Jati II mencatat 32 dan 33 kunjungan berturut-turut, yang merupakan angka tertinggi dalam data ini.
Dalam hal volume bongkar muat, dermaga Muara Jati II mendominasi hampir setiap bulan. Pada bulan September, dermaga ini mencapai angka 200.348 ton, angka tertinggi dalam satu bulan untuk seluruh dermaga. Sebaliknya, dermaga Samadikun mencatat volume terkecil, misalnya pada bulan Desember dengan hanya 1.729 ton. Dermaga Pelita III menunjukkan volume yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan dermaga lainnya. Sementara itu, dermaga Pelita I dan II memiliki volume bongkar muat yang cukup bervariasi, tetapi tidak setinggi Muara Jati II.
Dari analisis bulanan, terlihat bahwa aktivitas bongkar muat cenderung meningkat pada bulan Juli hingga Oktober, di mana hampir semua dermaga mencatat peningkatan volume. Salah satu puncaknya terjadi pada Oktober dan September, di mana volume bongkar muat mencapai angka tertinggi di banyak dermaga, khususnya di Muara Jati II. Sebaliknya, bulan April dan Mei menunjukkan penurunan dalam jumlah kunjungan dan volume bongkar muat di beberapa dermaga. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor cuaca, permintaan pasar, atau faktor eksternal lainnya.
Dari data yang tersedia, dapat dilihat bahwa volume bongkar muat di Pelabuhan Cirebon berasal dari dan menuju berbagai daerah di Indonesia, dengan beberapa daerah mendominasi arus perdagangan. Palembang muncul sebagai asal atau tujuan utama dalam hampir setiap bulan, menunjukkan bahwa hubungan perdagangan antara Palembang dan Cirebon sangat kuat. Selain Palembang, kota-kota seperti Banjarmasin, Balikpapan, dan Rangga Ilung juga sering muncul dalam daftar, menunjukkan bahwa pelabuhan ini memiliki peran penting dalam jalur distribusi logistik dari Kalimantan dan Sumatera.
Selain itu, terdapat variasi dalam urutan tiga besar asal dan tujuan setiap bulannya, yang menunjukkan adanya perubahan pola perdagangan sepanjang tahun. Palangkaraya dan Pontianak juga tercatat dalam beberapa bulan, menunjukkan bahwa mereka memiliki peran yang signifikan meskipun tidak secara konsisten berada dalam peringkat teratas.
Tabel 12 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Asal dan Tujuan Muatan
BULAN |
URUTAN |
||
1 |
2 |
3 |
|
Januari |
PALEMBANG |
RANGGA ILUNG |
SAMARINDA |
78.448 Ton |
19.588 Ton |
18.384 Ton |
|
Februari |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
RANGGA ILUNG |
63.710 Ton |
49.969 Ton |
19.363 Ton |
|
Maret |
PALANGKARAYA |
PALEMBANG |
BANJARMASIN |
102.592 Ton |
89.177 Ton |
37.644 Ton |
|
April |
PALANGKARAYA |
PALEMBANG |
BALIKPAPAN |
72.792 Ton |
42.351 Ton |
25.859 Ton |
|
Mei |
PALEMBANG |
RANGGA ILUNG |
BANJARMASIN |
77.472 Ton |
58.650 Ton |
32.316 Ton |
|
Juni |
PALEMBANG |
RANGGA ILUNG |
BANJARMASIN |
51.001 Ton |
40.837 Ton |
33.244 Ton |
|
Juli |
PALEMBANG |
BALIKPAPAN |
BANJARMASIN |
72.040 Ton |
42.702 Ton |
42.602 Ton |
|
Agustus |
PALEMBANG |
BALIKPAPAN |
TANJUNG REDEB |
103.093 Ton |
90.746 Ton |
20.770 Ton |
|
September |
PALEMBANG |
PALANGKARAYA |
BALIKPAPAN |
54.702 Ton |
49.312 Ton |
41.170 Ton |
|
Oktober |
BANJARMASIN |
BALIKPAPAN |
PALEMBANG |
47.811 Ton |
41.104 Ton |
40.104 Ton |
|
November |
RANGGA ILUNG |
PALEMBANG |
BANJARMASIN |
117.905 Ton |
43.562 Ton |
30.253 Ton |
|
Desember |
PALEMBANG |
BANJARMASIN |
RANGGA ILUNG |
71.578 Ton |
54.269 Ton |
40.101 Ton |
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Jika dilihat dari volume bongkar muat bulanan, terdapat beberapa pola yang menarik:
Secara umum, Palembang tetap menjadi kontributor terbesar sepanjang tahun, dengan volume mencapai lebih dari 100.000 ton dalam beberapa bulan, seperti Agustus (103.093 ton). Ini menunjukkan bahwa rute dari dan ke Palembang memiliki stabilitas tinggi dalam perdagangan barang.
Jika melihat pola distribusi berdasarkan destinasi, terdapat beberapa temuan menarik:
Dari temuan ini, terlihat bahwa jalur perdagangan Sumatera (Palembang) dan Kalimantan (Banjarmasin, Balikpapan, Rangga Ilung) menjadi yang paling aktif dalam distribusi barang di Pelabuhan Cirebon.
Hasil yang sama didapatkan dimana Palembang sebagai kota terbesar berdasarkan ranking per bulan. Pada analisis total muatan selama setahun juga menunjukkan bahwa Palembang sebagai asal terbesar. Berikut gambar grafik analisa berdasarkan Kota Asal / tujuan.
Gambar 9 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2021 Berdasarkan Asal dan Tujuan Muatan
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Dengan data harian dapat disimpulkan bahwa proporsi 3 kunjungan kapal terbanyak berdasarkan Kota Asal / Tujuan adalah 17% (131 Kunjungan) Berasal dari Palembang, 8% (64 Kunjungan) Berasal dari Rangga Ilung dan 8% (63 Kunjungan) Berasal dari Sampit. Sementara Dengan data harian dapat disimpulkan bahwa proporsi volume muatan berdasarkan Kota Asal / Tujuan didapatkan 3 Kota Asal / Tujuan terbesar adalah 22% (787.238 Ton) Berasal dari Palembang, 11% (398.975 Ton) Berasal dari Rangga Ilung dan 9% (341.766 Ton) Berasal dari Banjarmasin.
Selanjutnya analisa lain pada laporan ini berdasarkan data kunjungan kapal dan bongkar muat Pelabuhan Cirebon adalah analisa berdasarkan Jenis Muatan. Selama 12 bulan data operasional Jenis Muatan Batubara mendominasi jenis muatan yang paling banyak dibongkar dan muat di Pelabuhan Cirebon. Data analisa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 13 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Jenis Muatan
BULAN |
URUTAN |
||
1 |
2 |
3 |
|
Januari |
BATU BARA |
RBD PALM OLEIN |
SEMEN |
|
147.556 Ton |
14.151 Ton |
13.750 Ton |
Februari |
BATU BARA |
SEMEN |
RBD PALM OLEIN |
|
123.449 Ton |
13.600 Ton |
12.600 Ton |
Maret |
BATU BARA |
RBD PALM OLEIN |
TEPUNG |
|
285.968 Ton |
16.198 Ton |
15.267 Ton |
April |
BATU BARA |
RBD PALM OLEIN |
GYPSUM |
|
177.775 Ton |
17.996 Ton |
17.584 Ton |
Mei |
BATU BARA |
SEMEN |
JAGUNG |
|
178.117 Ton |
14.761 Ton |
13.972 Ton |
Juni |
BATU BARA |
GYPSUM |
RBD PALM OLEIN |
|
176.142 Ton |
19.000 Ton |
18.182 Ton |
Juli |
BATU BARA |
RBD PALM OLEIN |
CANGKANG SAWIT |
|
205.191 Ton |
18.099 Ton |
13.558 Ton |
Agustus |
BATU BARA |
SEMEN |
GYPSUM |
|
257.652 Ton |
13.000 Ton |
9.500 Ton |
September |
BATU BARA |
RBD PALM OLEIN |
GYPSUM |
|
294.523 Ton |
18.149 Ton |
17.040 Ton |
Oktober |
BATU BARA |
PASIR |
SEMEN |
|
277.374 Ton |
13.271 Ton |
10.460 Ton |
November |
BATU BARA |
ASPAL |
PASIR |
|
288.109 Ton |
11.710 Ton |
10.593 Ton |
Desember |
BATU BARA |
ASPAL |
JAGUNG |
|
233.329 Ton |
11.468 Ton |
8.472 Ton |
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Dari data yang tersedia, terlihat bahwa batu bara adalah jenis muatan utama yang dibongkar dan dimuat di Pelabuhan Cirebon sepanjang tahun. Setiap bulan, batu bara selalu menjadi muatan dengan volume tertinggi dibandingkan jenis muatan lainnya. Volume batu bara yang dibongkar-muat berkisar antara 123.449 ton (terendah di Februari) hingga 294.523 ton (tertinggi di September). Bulan dengan volume batu bara tertinggi adalah September (294.523 ton), diikuti oleh November (288.109 ton) dan Maret (285.968 ton). Ini menunjukkan bahwa ada lonjakan permintaan batu bara pada periode tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kebutuhan energi industri dan pembangkit listrik. Sebaliknya, bulan dengan volume batu bara terendah adalah Februari (123.449 ton). Penurunan ini bisa disebabkan oleh faktor cuaca atau menurunnya permintaan pasar pada periode tersebut.
Selain batu bara, RBD Palm Olein (Refined, Bleached, Deodorized Palm Olein) juga secara konsisten masuk dalam tiga besar muatan yang dibongkar-muat di Pelabuhan Cirebon. Muatan ini tercatat dalam delapan dari dua belas bulan dalam data yang tersedia, dengan volume tertinggi terjadi pada Juni (18.182 ton) dan September (18.149 ton). Keberadaan RBD Palm Olein sebagai salah satu muatan utama menunjukkan bahwa Pelabuhan Cirebon memiliki peran penting dalam perdagangan produk turunan minyak kelapa sawit. Produk ini biasanya digunakan dalam industri makanan dan bahan baku untuk berbagai produk konsumen.
Berdasarkan data yang dianalisis, beberapa temuan utama dapat disimpulkan:
Gambar 10 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2021 Berdasarkan Jenis Muatan
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Berdasarkan data yang tersedia, jenis kapal yang paling sering melakukan kunjungan ke pelabuhan ini adalah Tug & Barge, dengan frekuensi yang sangat tinggi setiap bulan. Jumlah kunjungan untuk jenis kapal ini berkisar antara 30 hingga 52 kunjungan per bulan, dengan angka tertinggi terjadi pada bulan November, yaitu 52 kunjungan. Hal ini mengindikasikan bahwa kapal Tug & Barge memiliki peran yang dominan dalam aktivitas pelabuhan, kemungkinan besar terkait dengan transportasi barang curah atau material dalam jumlah besar yang memerlukan sistem pengangkutan yang lebih efisien dan fleksibel dibandingkan dengan kapal kargo konvensional. Sebaliknya, kapal dengan jumlah kunjungan paling sedikit adalah Anchor Handling Tug, yang hanya tercatat beberapa kali berkunjung sepanjang tahun, bahkan dalam beberapa bulan tidak ada kunjungan sama sekali. Misalnya, pada bulan April dan Juli, tidak ada kunjungan dari jenis kapal ini, yang mengindikasikan bahwa permintaan terhadap layanan kapal ini lebih bersifat insidental atau tergantung pada proyek tertentu yang membutuhkan kapal penanganan jangkar.
Tabel 14 Analisa Data Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Berdasarkan Jenis Kapal
BULAN |
SPOB |
TUG & BARGE |
TANKER |
ANCHOR HANDLING TUG |
GENERAL CARGO |
|
Januari |
4 Kunjungan |
31 Kunjungan |
2 Kunjungan |
1 Kunjungan |
10 Kunjungan |
|
9.775 Ton |
181.391 Ton |
2.900 Ton |
645 Ton |
23.589 Ton |
||
Februari |
4 Kunjungan |
30 Kunjungan |
1 Kunjungan |
1 Kunjungan |
10 Kunjungan |
|
12.600 Ton |
169.265 Ton |
3.015 Ton |
500 Ton |
21.593 Ton |
||
Maret |
3 Kunjungan |
49 Kunjungan |
4 Kunjungan |
3 Kunjungan |
17 Kunjungan |
|
8.999 Ton |
326.711 Ton |
10.199 Ton |
2.200 Ton |
35.383 Ton |
||
April |
5 Kunjungan |
36 Kunjungan |
0 Kunjungan |
4 Kunjungan |
11 Kunjungan |
|
9.713 Ton |
221.097 Ton |
0 Ton |
2.500 Ton |
27.215 Ton |
||
Mei |
3 Kunjungan |
35 Kunjungan |
4 Kunjungan |
3 Kunjungan |
20 Kunjungan |
|
6.813 Ton |
211.920 Ton |
8.920 Ton |
3.315 Ton |
38.802 Ton |
||
Juni |
5 Kunjungan |
34 Kunjungan |
2 Kunjungan |
1 Kunjungan |
14 Kunjungan |
|
10.702 Ton |
228.326 Ton |
5.399 Ton |
500 Ton |
35.043 Ton |
||
Juli |
6 Kunjungan |
47 Kunjungan |
6 Kunjungan |
0 Kunjungan |
11 Kunjungan |
|
10.803 Ton |
262.321 Ton |
15.599 Ton |
0 Ton |
22.874 Ton |
||
Agustus |
3 Kunjungan |
48 Kunjungan |
4 Kunjungan |
3 Kunjungan |
12 Kunjungan |
|
7.100 Ton |
288.043 Ton |
10.850 Ton |
1.500 Ton |
26.715 Ton |
||
September |
4 Kunjungan |
48 Kunjungan |
3 Kunjungan |
2 Kunjungan |
23 Kunjungan |
|
10.444 Ton |
317.067 Ton |
8.816 Ton |
1.000 Ton |
54.952 Ton |
||
Oktober |
4 Kunjungan |
50 Kunjungan |
6 Kunjungan |
3 Kunjungan |
14 Kunjungan |
|
7.229 Ton |
308.404 Ton |
7.953 Ton |
3.000 Ton |
30.529 Ton |
||
November |
4 Kunjungan |
52 Kunjungan |
4 Kunjungan |
2 Kunjungan |
10 Kunjungan |
|
3.600 Ton |
311.410 Ton |
11.710 Ton |
2.000 Ton |
14.779 Ton |
||
Desember |
0 Kunjungan |
41 Kunjungan |
5 Kunjungan |
5 Kunjungan |
12 Kunjungan |
|
0 Ton |
249.788 Ton |
11.968 Ton |
2.300 Ton |
16.851 Ton |
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
Selain jumlah kunjungan, volume bongkar muat juga menunjukkan variasi yang cukup signifikan berdasarkan jenis kapal. Tug & Barge kembali menempati posisi teratas dalam hal volume bongkar muat, dengan angka yang stabil dan cukup tinggi setiap bulannya. Puncak volume bongkar muat untuk kapal jenis ini terjadi pada bulan September, dengan total 317.067 ton, yang merupakan volume tertinggi sepanjang tahun. Hal ini bisa mengindikasikan adanya permintaan tinggi pada periode tersebut, kemungkinan akibat faktor musiman seperti peningkatan distribusi bahan baku atau hasil produksi di akhir kuartal ketiga. Sementara itu, kapal General Cargo memiliki pola yang relatif stabil sepanjang tahun, dengan fluktuasi volume yang tidak terlalu ekstrem dibandingkan dengan jenis kapal lainnya. Puncak volume bongkar muat kapal General Cargo terjadi pada bulan September dengan total 54.952 ton, yang menunjukkan bahwa bulan tersebut adalah salah satu periode tersibuk untuk pelabuhan, baik dalam hal kunjungan kapal maupun volume barang yang dipindahkan.
Di sisi lain, kapal Tanker menunjukkan pola yang lebih fluktuatif dalam hal volume bongkar muat. Pada bulan Juli, kapal Tanker mencatat volume bongkar muat tertinggi sebesar 15.599 ton, namun pada bulan April tidak ada aktivitas bongkar muat sama sekali untuk jenis kapal ini. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan pengiriman dan distribusi barang cair seperti bahan bakar atau minyak tergantung pada faktor eksternal seperti kebijakan distribusi, stok yang tersedia di gudang penyimpanan, atau kondisi pasar yang mempengaruhi permintaan. Kapal Anchor Handling Tug, yang memiliki jumlah kunjungan paling sedikit, juga menunjukkan pola bongkar muat yang tidak stabil, dengan volume tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 3.315 ton. Rendahnya angka ini dibandingkan dengan jenis kapal lain menunjukkan bahwa kapal ini berfungsi lebih sebagai kapal pendukung dalam operasi pelabuhan dan bukan sebagai kapal utama dalam kegiatan bongkar muat.
Selain analisis berdasarkan jenis kapal, terdapat pula pola musiman yang cukup menarik dalam data ini. Bulan September dan Oktober menjadi periode dengan aktivitas pelabuhan yang paling tinggi, dengan peningkatan signifikan baik dalam jumlah kunjungan kapal maupun volume bongkar muat. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh lonjakan permintaan logistik menjelang akhir tahun fiskal, yang biasanya diiringi dengan peningkatan aktivitas perdagangan dan distribusi barang. Sebaliknya, bulan Desember menunjukkan penurunan aktivitas yang cukup signifikan, terutama untuk kapal SPOB, yang pada bulan tersebut tidak memiliki kunjungan sama sekali. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan faktor libur akhir tahun atau perencanaan operasional yang lebih berorientasi pada penyelesaian pengiriman sebelum memasuki tahun baru.
Secara keseluruhan, data ini menunjukkan bahwa Tug & Barge adalah kapal yang paling dominan dalam operasi di Pelabuhan Cirebon, baik dalam hal jumlah kunjungan maupun volume bongkar muat. Kapal General Cargo berperan penting dalam menjaga kestabilan arus logistik, sedangkan kapal Tanker dan Anchor Handling Tug menunjukkan tren yang lebih fluktuatif, tergantung pada kebutuhan spesifik yang muncul di periode tertentu. Puncak aktivitas pelabuhan terjadi pada bulan September dan Oktober, sementara bulan Desember menunjukkan penurunan signifikan dalam jumlah kunjungan dan volume bongkar muat. Temuan ini memberikan wawasan yang dapat digunakan untuk optimalisasi perencanaan operasional di pelabuhan, penyesuaian kapasitas infrastruktur, serta perencanaan strategis dalam menghadapi lonjakan atau penurunan aktivitas di periode tertentu. Dengan memahami tren ini, pengelola pelabuhan dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien, meningkatkan efisiensi layanan, serta mengantisipasi tantangan yang mungkin muncul dalam manajemen lalu lintas kapal dan bongkar muat barang di masa mendatang.
Gambar 11 Proporsi Bongkar Muat dan Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2024 Berdasarkan Jenis Kapal
Sumber: KSOP Kelas II Pelabuhan Cirebon dan Diolah Kembali
© SIKOPPEL. All Rights Reserved.
Designed by HTML Codex
Distributed by ThemeWagon