Pelabuhan Marunda terletak di wilayah Jakarta Utara, DKI Jakarta, dan dikenal sebagai pelabuhan strategis yang mendukung aktivitas logistik nasional. Berperan sebagai pelabuhan pendukung untuk mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Marunda mengakomodasi pengangkutan berbagai jenis barang, termasuk curah kering, curah cair, dan kargo umum. Dengan posisinya yang strategis, pelabuhan ini memiliki potensi besar untuk memperkuat konektivitas logistik nasional dan mendukung program tol laut yang dicanangkan pemerintah.
Pengelolaan Pelabuhan Marunda dilakukan oleh beberapa Badan Usaha Pelabuhan (BUP), di antaranya:
Pelabuhan Marunda memiliki kontribusi yang signifikan terhadap Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Berdasarkan data resmi Kementerian Perhubungan, tren penerimaan dari Pelabuhan Marunda terus meningkat:
Kontribusi ini tidak hanya mendukung pendapatan negara, tetapi juga mendorong efisiensi logistik nasional dengan menurunkan biaya distribusi barang melalui integrasi jalur darat dan laut.
Sebagai bagian dari peningkatan efisiensi operasional, Kementerian Perhubungan berencana menetapkan alur pelayaran di Pelabuhan Marunda. Rencana tersebut mencakup pembangunan alur masuk dengan lebar 300 meter dan panjang sekitar 15,5 km. Alur ini dirancang untuk memfasilitasi masuknya kapal berukuran besar dengan aman dan efisien, sehingga dapat meningkatkan daya saing pelabuhan dalam skala nasional maupun internasional.
Dalam operasionalnya, Pelabuhan Marunda juga memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Salah satu tantangan utama adalah sebaran debu batu bara yang berasal dari aktivitas bongkar muat. Untuk mengatasi hal ini, pengelola pelabuhan telah mengambil langkah-langkah konkret seperti:
Sebagai pelabuhan yang terus berkembang, Pelabuhan Marunda menghadapi sejumlah tantangan, seperti kebutuhan akan peningkatan kapasitas infrastruktur, optimalisasi manajemen lalu lintas kapal, dan peningkatan koordinasi antar pemangku kepentingan. Namun, dengan dukungan penuh dari pemerintah dan sektor swasta, pelabuhan ini memiliki prospek cerah untuk terus berkembang menjadi salah satu pelabuhan utama di Indonesia.
Diharapkan, ke depan Pelabuhan Marunda tidak hanya mampu meningkatkan efisiensi logistik nasional, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan distribusi barang yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.
Dermaga 1A memiliki dua jenis fasilitas, yaitu untuk curah cair serta general cargo/bulk/RoRo. Dengan panjang total 600 meter yang terbagi dalam dua sektor (masing-masing 300 meter), dermaga ini dirancang untuk menangani berbagai jenis kapal yang membawa muatan cair dan kargo umum.
Dermaga untuk curah cair sangat penting dalam kegiatan bongkar muat produk seperti minyak, bahan kimia cair, serta produk-produk lainnya yang membutuhkan sistem pipa transfer. Sementara itu, dermaga general/bulk/RoRo memberikan fleksibilitas dalam menangani berbagai jenis kargo, baik dalam bentuk curah kering, barang dalam peti kemas, maupun kendaraan yang memanfaatkan sistem Roll-on/Roll-off (RoRo). Kondisi dermaga ini masih baik dan sudah beroperasi sejak tahun 2014, yang berarti telah digunakan selama lebih dari satu dekade. Keberlanjutan operasionalnya menunjukkan bahwa perawatan infrastruktur berjalan dengan baik.
Dermaga 1B memiliki dua bagian dengan total panjang 510 meter dan jumlah sandar sebanyak 10 berth. Dengan jumlah sandar yang lebih banyak dibandingkan Dermaga 1A, fasilitas ini memiliki kapasitas yang lebih besar dalam menangani kapal yang masuk.
Dermaga ini baru dibangun pada tahun 2017, yang berarti masih tergolong baru dibandingkan Dermaga 1A. Kondisinya masih baik, menunjukkan bahwa pemeliharaan dilakukan secara optimal untuk mendukung kelangsungan operasional. Keberadaan dua bagian dalam Dermaga 1B memungkinkan efisiensi dalam distribusi kapal sandar dan kegiatan bongkar muat yang lebih efektif.
Open yard dan stockpile yang ada pada Terminal Marunda Center memiliki lahan terbuka seluas 2 hektar dan lahan untuk penyimpanan curah kering seluas 4 hektar. Kawasan Industri Marunda Center mendukung terminal dengan menyediakan ruang pergudangan tambahan untuk mengembangkan pusat distribusi berdasarkan kebutuhan spesifik pelanggan.
Dermaga 1A memiliki dua bagian utama, yaitu untuk curah cair dan general/bulk/RoRo. Kapasitas kapal yang dapat ditampung mencapai 10.000 DWT (Deadweight Tonnage), yang berarti dermaga ini lebih cocok untuk kapal kecil hingga menengah. Dengan kedalaman -6,5 meter LWS (Low Water Spring), kolam pelabuhan di Dermaga 1A cukup dangkal dibandingkan dengan standar pelabuhan dalam. Ini menunjukkan bahwa dermaga ini lebih sesuai untuk kapal-kapal dengan draft (kedalaman sarat air) yang tidak terlalu dalam, seperti kapal barang umum dan kapal curah kecil.
Kolam pelabuhan di Dermaga 1B memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan Dermaga 1A. Kapal yang dapat ditampung mencapai 40.000 DWT, yang berarti dermaga ini mampu menerima kapal yang lebih besar, termasuk kapal tanker dan kapal kargo curah. Kedalaman kolam di Dermaga 1B mencapai -9,5 meter LWS, yang memungkinkan kapal dengan draft lebih dalam untuk bersandar. Ini memberikan fleksibilitas bagi Pelabuhan Marunda untuk menangani kapal dengan muatan lebih besar, sehingga meningkatkan efisiensi logistik dan bongkar muat.
Alur pelayaran sepanjang 350 meter memberikan akses masuk dan keluar bagi kapal yang akan bersandar di Pelabuhan Marunda. Dengan kondisi yang masih baik dan telah dimanfaatkan sejak 2014, alur ini berfungsi sebagai jalur navigasi utama bagi kapal-kapal yang datang dan pergi. Namun, panjang 350 meter relatif pendek dibandingkan dengan beberapa pelabuhan besar lainnya, yang berarti pelabuhan ini lebih cocok untuk kapal dengan manuver yang tidak terlalu kompleks. Jika aktivitas pelabuhan terus meningkat, perlu dipertimbangkan pelebaran dan pendalaman alur pelayaran agar dapat mengakomodasi kapal dengan tonase lebih besar.
Secara keseluruhan, fasilitas kolam pelabuhan dan alur pelayaran di Pelabuhan Marunda telah memenuhi standar operasional untuk kapal berukuran kecil hingga menengah (Dermaga 1A) serta kapal besar hingga 40.000 DWT (Dermaga 1B). Dengan kedalaman mencapai -9,5 meter LWS di Dermaga 1B, pelabuhan ini cukup kompetitif dalam menangani kapal dengan kapasitas besar.
Namun, beberapa rekomendasi dapat diberikan untuk meningkatkan efisiensi operasional pelabuhan:
Meskipun saat ini dalam kondisi baik, pemeliharaan rutin tetap diperlukan untuk memastikan keberlangsungan operasional tanpa kendala.
Fasilitas bongkar muat yang tersedia di Pelabuhan Marunda terdiri dari berbagai peralatan modern yang memastikan kelancaran proses pemindahan barang dari kapal ke darat maupun sebaliknya. Salah satu fasilitas utama adalah excavator, di mana terdapat 8 unit yang digunakan untuk menangani material curah seperti batu bara, pasir, dan bijih besi. Excavator ini telah tersedia sejak tahun 2014 dan masih dalam kondisi baik sehingga dapat beroperasi secara optimal dalam mendukung kegiatan bongkar muat. Selain itu, terdapat 8 unit forklift yang digunakan untuk memindahkan barang kemasan dan palet di area terminal. Dengan forklift yang berada dalam kondisi baik, proses bongkar muat barang dalam jumlah besar dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien. Tidak hanya itu, pelabuhan juga memiliki 7 unit tug boat dengan kapasitas tenaga antara 1200 hingga 2000 HP, yang digunakan untuk membantu manuver kapal besar saat memasuki dan meninggalkan pelabuhan. Tug boat ini menjadi bagian yang sangat penting dalam memastikan keselamatan kapal-kapal yang berlabuh, terutama dalam kondisi arus laut yang kuat atau ketika kapal mengalami kesulitan dalam pergerakan.
No |
Fasilitas |
Jumlah |
Kapasitas |
Tahun |
Kondisi |
Pemanfaatan (Sudah/Belum) |
1. |
Excavator |
8 Unit |
- |
2014 |
Baik |
Sudah |
2. |
Forklift |
8 Unit |
- |
- |
Baik |
Sudah |
3. |
Lampu Suar |
2 Unit |
- |
2014 |
Baik |
Sudah |
4. |
Lampu Penerangan Jalan |
16 Unit |
- |
2012 |
Baik |
Sudah |
5. |
Pelampung |
8 Unit |
- |
- |
Baik |
Sudah |
6. |
Tug Boat |
7 Unit |
1200 - 2000 HP |
2018 |
Baik |
Sudah |
Selain fasilitas bongkar muat, Pelabuhan Marunda juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas navigasi yang mendukung keselamatan pelayaran serta operasional pelabuhan selama 24 jam. Salah satu elemen navigasi yang tersedia adalah lampu suar, yang berjumlah 2 unit dan telah beroperasi sejak tahun 2014. Lampu suar berperan krusial dalam memberikan panduan bagi kapal yang mendekati pelabuhan, terutama pada malam hari atau dalam kondisi cuaca buruk yang dapat membatasi visibilitas. Keberadaan lampu suar ini memastikan bahwa kapal dapat berlayar dengan aman dan mengurangi risiko kecelakaan di perairan sekitar pelabuhan. Selain itu, pelabuhan juga memiliki 16 unit lampu penerangan jalan yang telah dipasang sejak tahun 2012. Lampu penerangan ini sangat penting dalam mendukung aktivitas bongkar muat serta pergerakan kendaraan di dalam kawasan pelabuhan pada malam hari, sehingga operasional dapat berjalan tanpa kendala akibat kurangnya pencahayaan. Untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dan operasional, pelabuhan juga menyediakan 8 unit pelampung, yang berfungsi sebagai alat bantu keselamatan dan navigasi bagi kapal dan kru yang bekerja di sekitar pelabuhan.
Dari segi kondisi dan pemanfaatan fasilitas, seluruh peralatan dan infrastruktur yang tersedia di Pelabuhan Marunda berada dalam kondisi baik dan sudah dimanfaatkan sepenuhnya. Hal ini menunjukkan kesiapan pelabuhan dalam mendukung arus perdagangan dan logistik yang semakin meningkat. Namun, seiring dengan pertumbuhan volume barang dan lalu lintas kapal, terdapat beberapa aspek yang dapat ditingkatkan guna menjaga efisiensi dan daya saing pelabuhan. Salah satunya adalah penambahan jumlah fasilitas, seperti lampu suar dan tug boat, untuk mengakomodasi peningkatan jumlah kapal yang berlabuh. Selain itu, modernisasi peralatan bongkar muat dengan teknologi terbaru juga perlu dilakukan agar produktivitas dapat meningkat dan waktu bongkar muat menjadi lebih singkat. Evaluasi dan pemeliharaan berkala terhadap semua fasilitas juga menjadi faktor penting agar seluruh peralatan tetap berfungsi optimal dan dapat digunakan dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan, Pelabuhan Marunda memiliki fasilitas bongkar muat dan navigasi yang cukup lengkap serta dalam kondisi baik untuk mendukung kelancaran operasional. Keberadaan excavator, forklift, tug boat, lampu suar, dan pelampung menjadikan pelabuhan ini mampu melayani berbagai jenis kapal dan muatan dengan efisien. Dengan infrastruktur yang tersedia, Pelabuhan Marunda dapat terus berkembang menjadi pusat logistik yang lebih kompetitif dan mampu memenuhi kebutuhan perdagangan serta transportasi laut secara optimal. Namun, guna menghadapi pertumbuhan aktivitas pelabuhan di masa mendatang, perlu adanya peningkatan kapasitas dan modernisasi fasilitas agar pelabuhan dapat terus bersaing dan memberikan layanan yang lebih baik kepada para pengguna jasa kepelabuhanan.
Pelabuhan Marunda merupakan salah satu pelabuhan strategis di Indonesia yang memiliki berbagai fasilitas pokok dan penunjang untuk mendukung kelancaran operasionalnya. Dalam mendukung aktivitas perdagangan dan logistik, fasilitas pokok penunjang lainnya di pelabuhan ini mencakup berbagai infrastruktur yang menunjang administrasi, transportasi, keamanan, keselamatan, hingga pengelolaan lingkungan. Salah satu fasilitas yang menjadi bagian penting dari operasional pelabuhan adalah fasilitas perkantoran yang terdiri dari kantor pusat (Head Office) dan kantor operasional (Operational Office). Kantor pusat berfungsi sebagai pusat administrasi dan manajemen utama pelabuhan, sementara kantor operasional digunakan untuk menangani kegiatan harian, termasuk pengelolaan logistik serta koordinasi antarunit di dalam pelabuhan. Dengan jumlah masing-masing satu dan tiga unit, serta kondisi yang baik, fasilitas ini telah beroperasi dengan optimal sejak tahun 2012 dan 2014.
No |
Fasilitas |
Jumlah |
Kapasitas |
Tahun |
Kondisi |
Pemanfaatan (Sudah/Belum) |
1. |
Office |
|
|
|
|
|
|
a. Head Office |
1 Unit |
- |
2012 |
Baik |
Sudah |
|
b. Operational Office |
3 Unit |
- |
2014 |
Baik |
Sudah |
2. |
Bus Stop |
10 Unit |
- |
2019 |
Baik |
Sudah |
3. |
Shuttle Bus |
1 Unit |
- |
2019 |
Baik |
Sudah |
4. |
Pipe rack |
2.100 m |
- |
- |
Baik |
Sudah |
5. |
Pipeline |
30 Unit |
- |
- |
Baik |
Sudah |
6. |
Liquid Transfer Station (LTS) |
|
|
|
|
|
|
a. Fixed Liquid Transfer Station |
2 Unit |
- |
- |
Baik |
Sudah |
|
b. Mobile Liquid Transfer Station (Staggers) |
5 Unit |
- |
- |
Baik |
Sudah |
7. |
Fresh Water Supply |
- |
- |
- |
Baik |
Sudah |
8. |
Garbage Removal |
4 Unit |
- |
- |
Baik |
Sudah |
9. |
Bunkering |
1 Unit Kapal |
- |
- |
Baik |
Sudah |
10. |
Hydrant |
- |
- |
- |
Baik |
Sudah |
11. |
Security Gate Pass |
3 Unit |
- |
2015 |
Baik |
Sudah |
12. |
CCTV |
40 Unit |
- |
2015 |
Baik |
Sudah |
13. |
Mobil Patroli |
1 Unit |
- |
2015 |
Baik |
Sudah |
14. |
Toilet |
- |
- |
2014 |
Baik |
Sudah |
15. |
Oil Boom |
- |
- |
2023 |
Baik |
Sudah |
16. |
Fender |
10 Unit |
- |
2014 |
Baik |
Sudah |
17. |
Jembatan Timbang |
3 Unit |
100 Ton |
2015 |
Baik |
Sudah |
18. |
Bollard |
8 Unit |
- |
2014 |
Baik |
Sudah |
Selain fasilitas administrasi, keberadaan sarana transportasi internal juga menjadi bagian penting dalam mendukung pergerakan tenaga kerja dan pengunjung di area pelabuhan. Pelabuhan Marunda memiliki sepuluh halte bus (bus stop) yang telah dibangun sejak tahun 2019 dan dalam kondisi baik, serta satu unit shuttle bus yang berfungsi untuk mengangkut pekerja dari satu titik ke titik lainnya di dalam pelabuhan. Meskipun jumlah shuttle bus yang tersedia masih terbatas, keberadaan halte bus yang mencukupi menjadi solusi bagi efisiensi mobilitas pekerja maupun tamu yang beraktivitas di kawasan pelabuhan.
Di samping itu, fasilitas teknis yang mendukung transfer barang juga telah tersedia dengan baik. Pelabuhan Marunda memiliki jalur pipa (pipeline) sepanjang 2.100 meter serta 30 unit pipa penyalur yang digunakan untuk mendistribusikan cairan seperti minyak dan bahan kimia ke kapal atau gudang penyimpanan. Untuk mendukung proses bongkar muat bahan cair ini, pelabuhan juga dilengkapi dengan dua unit Liquid Transfer Station (LTS) tetap dan lima unit LTS bergerak. Fasilitas ini memungkinkan pelabuhan untuk melakukan transfer bahan cair dengan aman dan efisien, sekaligus mengurangi risiko pencemaran lingkungan akibat kebocoran atau tumpahan cairan.
Dari aspek lingkungan dan keselamatan, Pelabuhan Marunda juga telah menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung kebersihan, keamanan, serta keselamatan kerja. Ketersediaan pasokan air bersih (Fresh Water Supply) menjadi salah satu komponen penting untuk mendukung operasional harian, baik untuk kebutuhan pekerja maupun keperluan teknis di area pelabuhan. Selain itu, fasilitas pengelolaan sampah atau Garbage Removal telah disediakan dengan jumlah empat unit dan dalam kondisi baik, sehingga limbah yang dihasilkan dapat dikelola secara optimal. Untuk mendukung kelangsungan operasi kapal, pelabuhan ini juga memiliki fasilitas bunkering atau pengisian bahan bakar yang disediakan melalui satu unit kapal yang berfungsi sebagai sumber bahan bakar bagi kapal-kapal yang bersandar.
Dalam hal pengamanan, Pelabuhan Marunda memiliki sistem keamanan berlapis yang terdiri dari tiga unit Security Gate Pass sebagai gerbang kontrol akses utama, 40 unit kamera pengawas (CCTV) yang tersebar di seluruh area pelabuhan, serta satu unit mobil patroli yang digunakan untuk pengamanan secara mobile. Dengan sistem ini, aktivitas di pelabuhan dapat dipantau secara real-time, sehingga berbagai risiko keamanan seperti pencurian, pelanggaran akses, atau kejadian darurat dapat diantisipasi dengan cepat. Selain itu, pelabuhan ini juga dilengkapi dengan sistem hydrant yang berfungsi sebagai alat pemadam kebakaran dalam kondisi darurat, serta dilengkapi dengan oil boom yang berperan dalam menangani tumpahan minyak untuk mencegah pencemaran laut.
Fasilitas tambahan lainnya yang mendukung operasional di pelabuhan ini mencakup toilet bagi pekerja dan pengunjung, fender sebanyak 10 unit yang digunakan untuk meredam benturan kapal dengan dermaga, jembatan timbang sebanyak tiga unit dengan kapasitas masing-masing 100 ton yang digunakan untuk mengukur berat muatan sebelum atau setelah bongkar muat, serta bollard sebanyak delapan unit yang berfungsi sebagai tempat penambatan kapal agar tetap berada di posisi yang aman saat bersandar. Seluruh fasilitas ini telah dibangun dalam kurun waktu antara tahun 2014 hingga 2023 dan dalam kondisi baik, yang menunjukkan bahwa Pelabuhan Marunda memiliki kesiapan yang optimal dalam mendukung operasional dan keselamatan kerja.
Kegiatan operasional di Pelabuhan Marunda menunjukkan dinamika yang signifikan dalam berbagai aspek, mulai dari muatan bongkar muat, kunjungan kapal, hingga total kapasitas muatan kapal yang masuk. Grafik muatan bongkar muat (B/M) menggambarkan fluktuasi volume muatan yang cukup tajam sepanjang periode yang dianalisis. Volume muatan terendah tercatat pada angka 910.037, sementara volume tertinggi mencapai 1.417.871. Perubahan dari bulan ke bulan juga cukup bervariasi, dengan beberapa bulan mengalami penurunan seperti sebesar 9% pada satu periode dan 13% di periode lainnya. Namun, terdapat pula lonjakan signifikan hingga 27% dalam satu bulan tertentu, serta kenaikan 18% pada periode lainnya. Fluktuasi ini dapat mengindikasikan adanya faktor eksternal yang mempengaruhi, seperti musim perdagangan, kondisi ekonomi, atau bahkan kebijakan ekspor-impor yang berdampak langsung pada aktivitas bongkar muat di pelabuhan.
Sementara itu, jumlah kunjungan kapal ke Pelabuhan Marunda juga menunjukkan pola yang serupa, dengan jumlah kapal terendah tercatat sebanyak 598 kapal dan jumlah tertinggi mencapai 967 kapal dalam satu bulan tertentu. Dari grafik terlihat bahwa jumlah kunjungan kapal mengalami penurunan 9% pada suatu periode, namun kemudian meningkat sebesar 8% pada bulan berikutnya. Ada pula penurunan cukup signifikan sebesar 15% di salah satu bulan, sebelum akhirnya mengalami kenaikan tajam sebesar 24% dalam periode lainnya. Fluktuasi ini menunjukkan bahwa aktivitas pelabuhan tidak selalu stabil dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kepadatan pelabuhan, kondisi cuaca yang mungkin menghambat kedatangan kapal, serta faktor regulasi yang mempengaruhi pergerakan kapal dari dan ke pelabuhan.
Selain itu, grafik mengenai kapasitas muatan kapal atau Deadweight Tonnage (DWT) juga memperlihatkan tren perubahan yang serupa. Kapasitas muatan kapal terendah tercatat sebesar 1.422.922 ton, sementara kapasitas tertinggi mencapai 2.497.492 ton. Dari segi perubahan, terdapat penurunan sebesar 4% dalam satu bulan, diikuti dengan kenaikan 8% pada periode berikutnya. Namun, terdapat juga penurunan yang lebih besar, yakni sebesar 12%, sebelum akhirnya mengalami lonjakan yang cukup drastis sebesar 44% dalam satu bulan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah kapal yang masuk ke pelabuhan bervariasi, total kapasitas muatan yang dibawa oleh kapal-kapal tersebut juga mengalami perubahan yang tidak selalu sejalan dengan jumlah kunjungan kapal. Bisa jadi dalam satu bulan terdapat lebih banyak kapal berkapasitas kecil, sementara di bulan lain, kapal dengan kapasitas besar lebih mendominasi.
Secara keseluruhan, analisis dari ketiga grafik ini mengungkapkan bahwa operasional di Pelabuhan Marunda mengalami perubahan yang cukup dinamis dari waktu ke waktu. Naik turunnya jumlah muatan bongkar muat, kunjungan kapal, serta kapasitas muatan kapal yang datang menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor yang berperan dalam aktivitas pelabuhan ini. Fluktuasi yang terjadi dapat disebabkan oleh faktor ekonomi global, kebijakan perdagangan, perubahan musim, ataupun kondisi logistik secara umum. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai penyebab dari perubahan ini, analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan melihat faktor eksternal seperti tren ekspor-impor, kebijakan pelayaran, serta faktor cuaca dan infrastruktur pelabuhan yang dapat berpengaruh terhadap kelancaran operasional di Pelabuhan Marunda.
Tabel 1 Analisa Muatan dan Kunjungan Kapal di Pelabuhan Marunda Tahun 2024
No. |
Bulan |
Kunjungan Kapal |
DWT Total |
GT Total |
LOA |
DRAFT |
||
Min |
Max |
Avarage |
Avarage |
|||||
1 |
Januari |
713 Kapal |
1.546.160 |
848.004 |
15 |
109 |
44,7 |
3,37 |
2 |
Februari |
651 Kapal |
1.490.089 |
781.559 |
17 |
109 |
42,9 |
3,46 |
3 |
Maret |
704 Kapal |
1.613.927 |
881.390 |
21 |
109 |
42,5 |
3,58 |
4 |
April |
598 Kapal |
1.422.922 |
722.063 |
17 |
109 |
42,0 |
3,58 |
5 |
Mei |
649 Kapal |
1.513.738 |
747.058 |
17 |
109 |
44,8 |
3,46 |
6 |
Juni |
805 Kapal |
1.728.541 |
929.416 |
19 |
109 |
44,5 |
3,49 |
7 |
Juli |
788 Kapal |
1.766.422 |
931.593 |
13 |
109 |
42,0 |
3,44 |
8 |
Agustus |
787 Kapal |
1.711.019 |
912.640 |
17 |
109 |
43,9 |
3,51 |
9 |
September |
774 Kapal |
1.737.633 |
932.060 |
17 |
109 |
43,8 |
3,52 |
10 |
Oktober |
918 Kapal |
2.497.492 |
1.132.285 |
18 |
122 |
45,2 |
3,53 |
11 |
November |
967 Kapal |
2.068.234 |
1.105.283 |
17 |
109 |
46,3 |
3,52 |
12 |
Desember |
0 Kapal |
0 |
0 |
0 |
0 |
#DIV/0! |
#DIV/0! |
No. |
Bulan |
ASAL KAPAL TERBANYAK |
TUJUAN KAPAL TERBANYAK |
||||
1 |
2 |
3 |
1 |
2 |
3 |
||
1 |
Januari |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
2 |
Februari |
ARJUNA, JAVA |
PONTIANAK |
PALEMBANG |
ARJUNA, JAVA |
PONTIANAK |
PALEMBANG |
3 |
Maret |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
ARJUNA, JAVA |
BOJONEGARA |
PALEMBANG |
4 |
April |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
ARJUNA, JAVA |
PONTIANAK |
PALEMBANG |
5 |
Mei |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
ARJUNA, JAVA |
BOJONEGARA |
PONTIANAK |
6 |
Juni |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
7 |
Juli |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
8 |
Agustus |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
9 |
September |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
10 |
Oktober |
PALEMBANG |
ARJUNA, JAVA |
PONTIANAK |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
11 |
November |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
ARJUNA, JAVA |
PALEMBANG |
PONTIANAK |
12 |
Desember |
AMBON |
ARJUNA, JAVA |
ASAM ASAM |
AMBON |
ARJUNA, JAVA |
ASAM ASAM |
No. |
Bulan |
TOTAL MUATAN BONGKAR |
MUATAN B/M TERBANYAK |
||
1 |
2 |
3 |
|||
1 |
Januari |
935.236 |
BATU BARA |
CRUDE PALM OIL |
PASIR |
2 |
Februari |
849.723 |
BESI |
BATU BARA |
CRUDE PALM OIL |
3 |
Maret |
1.079.864 |
BATU BARA |
CRUDE PALM OIL |
PASIR |
4 |
April |
940.448 |
BATU BARA |
CRUDE PALM OIL |
PASIR |
5 |
Mei |
910.037 |
BATU BARA |
CRUDE PALM OIL |
PASIR |
6 |
Juni |
1.071.333 |
BATU BARA |
CRUDE PALM OIL |
PASIR |
7 |
Juli |
1.204.354 |
BATU BARA |
CRUDE PALM OIL |
PASIR |
8 |
Agustus |
1.113.987 |
BATU BARA |
PASIR |
CRUDE PALM OIL |
9 |
September |
1.160.015 |
BATU BARA |
PASIR |
CRUDE PALM OIL |
10 |
Oktober |
1.417.871 |
BATU BARA |
PASIR |
CRUDE PALM OIL |
11 |
November |
1.353.558 |
BATU BARA |
CRUDE PALM OIL |
PASIR |
12 |
Desember |
0 |
ALAT BERAT |
AMONIUM NITRATE |
B 35 |
Berdasarkan tabel yang berisi analisa muatan dan kunjungan kapal di Pelabuhan Marunda sepanjang tahun 2024, dapat terlihat pola aktivitas operasional yang mengalami fluktuasi dari bulan ke bulan. Dari data kunjungan kapal, jumlah kapal yang masuk ke pelabuhan bervariasi, dengan jumlah terendah terjadi pada bulan April, yakni sebanyak 598 kapal, sementara jumlah tertinggi tercatat pada bulan November dengan 967 kapal. Secara umum, jumlah kapal yang masuk cenderung meningkat pada pertengahan hingga akhir tahun. Daya angkut kapal yang masuk juga mengalami pola serupa, dengan Deadweight Tonnage (DWT) terendah pada bulan April sebesar 1.422.922 ton dan tertinggi pada bulan Oktober mencapai 2.497.492 ton. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah kapal tidak selalu dalam tren naik, ada kecenderungan kapal dengan kapasitas lebih besar datang pada bulan-bulan tertentu, terutama menjelang akhir tahun.
Dari sisi ukuran kapal, parameter LOA (Length Overall) dan DRAFT menunjukkan adanya variasi dalam ukuran kapal yang masuk ke Pelabuhan Marunda. Panjang kapal (LOA) minimum bervariasi dari 13 hingga 21 meter, sedangkan maksimum umumnya mencapai 109 meter, kecuali pada bulan Oktober yang mencatat panjang kapal maksimum sebesar 122 meter. Kedalaman draft kapal juga relatif stabil, dengan rata-rata berkisar antara 3,37 hingga 3,58 meter. Perbedaan ukuran kapal ini menunjukkan adanya diversifikasi dalam jenis kapal yang berlabuh, yang dapat mencerminkan variasi dalam jenis muatan yang dibawa.
Asal dan tujuan kapal yang paling dominan menunjukkan hubungan perdagangan yang erat antara Pelabuhan Marunda dengan beberapa pelabuhan lainnya. Sepanjang tahun, pelabuhan asal kapal yang paling banyak masuk ke Marunda adalah dari ARJUNA dan JAVA, serta beberapa dari Palembang dan Pontianak. Sementara itu, untuk tujuan pengiriman, kapal yang keluar dari Pelabuhan Marunda sebagian besar menuju ke lokasi yang sama, yaitu Palembang, Pontianak, dan Bojonegara. Pola ini menunjukkan adanya jalur pelayaran yang stabil dan menjadi andalan bagi arus barang yang keluar dan masuk ke pelabuhan.
Dari segi jenis muatan, batu bara mendominasi muatan yang dibongkar di Pelabuhan Marunda sepanjang tahun, dengan volume tertinggi tercatat pada bulan Oktober sebesar 1.417.871 ton. Selain batu bara, muatan utama lainnya yang juga sering dibongkar adalah Crude Palm Oil (CPO) dan pasir. Terdapat beberapa bulan di mana urutan dominasi muatan mengalami sedikit perubahan, seperti pada bulan Agustus dan September ketika pasir berada di posisi kedua setelah batu bara, sementara Crude Palm Oil bergeser ke posisi ketiga. Selain itu, bulan Desember menjadi pengecualian karena tidak ada aktivitas muatan bongkar, tetapi tercatat adanya muatan alat berat, amonium nitrat, dan B35. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya pergeseran operasional atau perubahan pola perdagangan di akhir tahun.
Secara keseluruhan, tabel ini memberikan gambaran jelas mengenai dinamika operasional di Pelabuhan Marunda sepanjang tahun 2024. Jumlah kapal yang masuk dan kapasitas muatannya mengalami variasi yang cukup signifikan, dengan tren peningkatan pada kuartal terakhir tahun. Arus pelayaran menunjukkan pola yang stabil dengan hubungan erat antara Marunda dan pelabuhan lain seperti Palembang dan Pontianak. Dominasi batu bara sebagai muatan utama juga mengindikasikan bahwa Pelabuhan Marunda memainkan peran penting dalam rantai distribusi komoditas energi dan bahan mentah. Dengan melihat pola-pola ini, dapat dilakukan analisa lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan aktivitas pelabuhan, seperti kebijakan perdagangan, kondisi cuaca, atau faktor ekonomi yang lebih luas.
© SIKOPPEL. All Rights Reserved.
Designed by HTML Codex
Distributed by ThemeWagon